This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 26 November 2012

Kontroversi Film The Innocence Of Muslims


The Innocence of Muslims, judul film yang belum lama ini beredar di situs youtube. Film yang konon US$ 5 Juta  dan berasal dari 100 orang donator yahudi tersebut, secara tegas  menghina pribadi Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam. “Bagaimana sikap kita, apakah harus mengebom, berperang, atau bagaimana?” itulah potongan artikel yang saya ambil dari kompasiana dari seseorang  yang berkomentar mengenai masalah film kontroversial ini.  Pemerintah Amerika Serikat mengkritik pembuat film menghina Nabi Muhammad SAW amatir yang telah memicu aksi protes anti-AS dan memerintahkan FBI mengejar pembuat film tersebut.

“Tapi seperti yang saya katakan kemarin, tidak ada pembenaran sama sekali untuk menanggapi film tersebut dengan kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah. Kami sangat menghargai muslim di AS dan di seluruh dunia..”  kata Hillary, dikutip CNN. Ya! Itulah komentar dari perdana menteri Amerika Serikat yang mungkin saja tidak tahu atau pura-pura tidak tahu atas kebebasan yang menurut saya tak terkendali di Negara mereka, kebebasan beropini melalui film. Terlepas dari pemahaman saya bahwa film juga merupakan media untuk mentransfer ideologi. Tergantung ideologi para pembuat film atau tepatnya pemegang saham dominan dalam pembuatan film tersebut. Seperti sinetron-sinetron di Indonesia yang sukses mentransfer ideologi “Punjabi Bersaudara” karena mereka-lah yang dominan memegang kuasa wacana sinetron di Indonesia.  Tapi bukan itu substansi yang ingin penulis bahas disini.

Berbicara mengenai Media, beberapa hari yang lalu penulis mengikuti salah satu even Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF-RI) yang bekerjasama  dengan UNTAD bertempat di Hotel Santika Palu. Bentuk even-nya adalah Focuss Group Discussion ((FGD) dengan topik “Membangun Karakter Bangsa Melalui Sensor Film”. Begitu banyak pengetahuan yang penulis dapatkan di acara ini terkait dinamika sensor film di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, pada bagian pedoman penyensoran dari segi keagamaan maka film the innocence of muslims telah melanggar poin c. pada poin c tersebut, pihak LSF-RI berhak menyensor bahkan menolak disiarkan apabila tayangan mengandung penghinaan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Indonesia yang dalam konstitusinya mengakui keberadaan lima agama saja secara tegas menolak adanya film yang mengandung penghinaan terhadap agama, apalagi Islam yang sangat jelas dengan konsep Rahmatan lil’aalamin. Maka dalam hal ini tugas dan wewenang LSF-RI juga dapat ditingkatkan agar bisa melakukan penyaringan bukan hanya terbatas pada Televisi dan bioskop saja, sosial media bahkan dunia maya pun patut menjadi tanggungjawab LSF-RI bersama-sama pemerintah dan masyarakat.

Penulis akan coba membahas dan sedikit mengarahkan tentang bagaimana seharusnya mengambil sikap terhadap film the innocence of muslims berdasarkan konsep Islam yang syamil (Universal) dan koprehensif. Substansi dari film tersebut, seperti kita ketahui bersama mengandung  penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Padahal Allah SWT telah menyempurnakan Akhlaq beliau dengan budi pekerti yang luhur, bahkan mengawal perjalanan hidup beliau  sebagai suri teladan terbaik yang pernah ada. Allah SWT berfirman :

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.”  (Q.S.Al-Qalam : 4).

Bagaimana cara Allah menjaga akhlaq Muhammad ? tentunya untuk membentuk akhlaq sempurna seperti Muhammad melalui sebuah proses. Allah SWT menjaganya sejak kecil. Muhammad yang senantiasa berlaku jujur sejak  ia kecil. Seperti yang sering kita dengarkan Muhammad bergelar Al-Amin  sejak usia muda. Rasulullah SAW telah merasakan manisnya “Celupan warna Ilahi”. Begitulah Ustadz Salim.A Fillah menyebutnya.  Dan izinkan pula penulis dan anda menyebutnya seperti itu. Sangat kontradiktif dengan apa yang digambarkan dalam film the innocence of muslims tentang Muhammad SAW.

Anda marah? Ya, penulispun merasakan hal yang demikian ketika menyaksikan trailer film the innocence of muslims walaupun baru semenit lebih sekian detik. Sebelum masuk di bagian “Bagaimana Bersikap”, penulis ingin sedikit berbagi tentang celupan warna ilahi. Celupan warna ilahi yang menjaga kemuliaan dan kemaksuman Muhammad SAW. Dengan begitu indah Ustadz Salim.A Fillah menjelaskan tentang celupan warna ilahi.

Bila suatu ketika kau berkesempatan menatap pelangi, nikmatilah dengan rasa syukur penuh. Matahari telah menyediakan warna-warni itu sejak lama, setiap saat. Tetapi hujanlah yang memperlihatkannya pada kita. Terbayangkah kau jika sebuah planet bening tiba-tiba hadir di antara surya dan buana, maka sang mentari akan menunjukkan wajah warna warni? Tetapi tidak. Yang indah justru pelangi itu. Dengan segala suasana yang mengetengahi batin kita. Kerja-kerja alam yang diatur Sang Maha Pencipta terasa begitu menakjubkan.

“Celupan warna Allah, dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah? Dan hanya kepadaNyalah kami menyembah.”  (Q.S.Al-Baqarah : 138).

Di akhir tulisan ini, penulis sekali lagi akan berbagi tentang bagaimana seharusnya bersikap. Pendustaan terhadap sifat-sifat Muhammad SAW dalam film the innocence of muslims hendaknya kita sikapi dengan bijak. Emosi boleh saja, namun dibarengi dengan semangat tauhid, keadilan, dan kebijaksanaan. Allah SWT Berfirman :

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) (sebagai) umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.”  (Q.S.Al-Baqarah : 143).

Marah adalah fitrah manusia dan wajar bila sebagai muslim. Yang sama sekali tidak merasakan marah barang sedikit perlu dipertanyakan keimanannya. Mari kita salurkan emosi-emosi kita yang lahir dari penghinaan terhadap Muhammad SAW dengan hal-hal yang positif. Yang mau turun aksi, silahkan turun aksi, turun ke jalan, berorasi, berdemokrasi sebagaimana pemahaman anda akan demokrasi. Dengan batasan-batasan tentunya, tidak dengan anarkis. Yang punya gagasan dan ide-ide besar, silahkan tuangkan emosi anda dengan tulisan yang konstruktif dan manfaatkan seluruh media yang ada agar tulisan ada bisa ter-posting.  Bangsa dan umat ini perlu orang untuk memapahnya agar bangkit, penulis percaya orang-orang yang sempat marah karena penghinaan terhadap panutan terbaiknya akan semakin berbenah, berhenti meneriakkan bangkit bila tak di iringi dengan action. Tunjukkan keresahan dan kemarahan anda dengan karya nyata dan prestasi. Talk less, action more!

Sambutan MABA UNTAD 2012

Assalamu’alaikum

Salam hangat !!

Salam sukses !!

Salam semangat !!

Syukur senantiasa kita perbarui, lalu diwujudkan melalui amal-amal kita, hanya untuk Allah S.W.T.

Shalawat dan Salam senantiasa kita kirimkan kepada Manusia Terbaik sepanjang masa, Rasulullah, Nabiyullah Muhammad S.A.W.

 

Rasa-rasanya, salam-salam tadi nggak bakalan cukup untuk mewakili ekspresi kami dalam menyambut kalian di kampus ini. Selamat datang di kampus bumi tadulako.., kampus yang InsyaAllah akan menjadi laboratorium-nya para ilmuwan, wahana intelek kita untuk menyalurkan minat dan bakat, tempat bagi para penggapai sukses dunia akhirat, perkumpulan para penuntas mimpi, dan perhimpunan para perindu sosok mahasiswa paripurna.

 

Booklet ini hanyalah sedikit persembahan dari kami untuk sahabat-sahabat kami, yang telah dipilih Allah dari sekian ribu orang untuk dapat merasakan nikmatnya bangku perkuliahan di Universitas Negeri terbesar Se-Sulawesi Tengah. Begitu banyak sahabat-sapadahabat kita di luar sana yang ingin merasakan jenjang perguruan tinggi, namun kalianlah yang kemudian dipilih Allah. Izinkan kami mengucapkan selamat karena telah resmi bergelar sebagai “Mahasiswa Universitas Tadulako”.

 

Sahabat-sahabat Mahasiswa Baru 2012, Di Kampus ini, teman-teman akan mendapatkan pengalaman, pelajaran, dan berbagai hal, dan semua hal tersebut tidak akan cukup apabila kita hanya fokus di perkuliahan semata. Semua potensi, kemampuan tersembunyi, serta skill yang seharusnya kita peroleh semuanya nggak berjalan optimal. Nggak mau kan jadi mahasiswa yang miskin pengalaman ?? pengen jadi Mahasiswa yang paripurna kan ?? InsyaAllah kami dari Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa Universitas Tadulako (LDK UPIM UNTAD) siap memfasilitasi anda.

 

LDK UPIM UNTAD adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat Universitas yang bergerak di berbagai bidang namun fokus pada pembinaan Keislaman. Lembaga ini genap berusia 21 di tahun ini.  Lembaga ini memiliki 9 partner lembaga tingkat Fakultas lewat jalur komando. MPM Al-Iqra’ FEKON, MPM Al-Jihad FISIP, MPM Darussalam FAKHUM, TP Ulul Al-Baab FAPERTA, TP Darul’Ulum FKIP, TP Al-Ishlah FMIPA, TP Hizbullah FATEK, LPIMK Ar-Rahman FAHUTAN, dan FKI Asy-Syifa FKIK. Ajakan kami adalah ajakan kepada kebaikan, InsyaAllah. Ajakan kami tujuannya sejelas Cahaya Mentari, Sebiru langit cerah, sepasti fajar menyingsing, selengkap-lengkapnya ajaran, sesuai substansi hidup manusia.

 

Kampus madani adalah cita-cita kami, pemerintahan kampus yang berdaulat adalah asa kami. Kami ingin mengutip inti dari perkataan junjungan kita, Rasulullah S.A.W, ketika hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka kita adalah orang yang celaka. Ketika hari ini sama saja dengan hari kemarin maka kitatermasuk orang yang merugi. Namun ketika hari ini lebih baik dari hari kemarin sesungguhnya kita adalah orang-orang yang beruntung. Ini perkataan Rasul looh.., nggak mau kan jadi orang yang merugi ?? yuk.., mari satukan langkah kita, apapun warnamu,  menuju Tadulako Madani. Dan InsyaAllah Tadulako Madani Bukan hanya Mimpi..

 

Selaksa asa datang menyalami

Detakan nurani bertalu-talu

Selamat datang di Kampus kami

Do’a kami Sukses selalu


Refleksi Hardiknas, Pendidikan Sebagai Penuntas Kegalauan

Hari pendidikan nasional, yang diperingati tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Di dalam benak saya pribadi, momen setiap tahun ini hendaknya dapat menjadi tolak ukur sudah sejauh mana perkembangan pendidikan di Negara, bangsa, provinsi, kabupaten, kota, atau mungkin lebih khusus di Universitas kita tercinta. Baiklah, saya tidak ingin berpanjang lebar dalam tulisan saya ini. Fokus tulisan saya kali ini adalah mencermati pendidikan yang saat ini menurut saya masih berorientasi pada hasil.

Pendidikan yang berorientasi pada hasil, inilah yang masih harus menjadi “Pekerjaan Rumah” bagi kita semua sebagai Aktivis pendidikan. Di dunia sekolah, dengan nilai ujian atau nilai raport yang tinggi akan menjadi suatu kebanggaan bagi siswa.  Nilai menjadi tolak ukur kualitas seseorang, padahal ada beberapa potensi manusia yang juga bisa menentukan kemuliaan dirinya baik di kalangan manusia maupun di mata Tuhannya. Maka dengan orientasi seperti ini, kita perlu me-review hal tersebut. Perlu dilakukan reorientation untuk mendukung salah satu program pemerintah dalam bidang pendidikan yaitu Pendidikan Berbasis Karakter. Karakter sendiri dibangun oleh sesuatu yang walaupun di kerjakan sedikit namun sifatnya terus-menerus (kontinu). Dan dalam membangun pendidikan berbasis karakter seperti yang sempat disampaikan pada Media Tadulako sebelumnya, dibutuhkan sebuah proses yang berkelanjutan. Seorang Siswa yang belajar dengan baik, mampu mengikuti proses dengan tekun, mengedepankan prinsip kejujuran pada saat nasional, dapat dipastikan akan menjadi manusia yang paripurna mengisi peradaban dengan kemampuan intelektual  kesadaran sosialnya. Sebaliknya seorang siswa belajar dengan baik selalu dengan motif pujian, selalu mengeluh dengan proses yang djalaninya, bukan berbagi ilmu tapi berbagi kegalauan ke semua orang, sampai-sampai  kegalauan tersebut di-share di Facebook yang merupakan konsumsi umum.

Hari ini beberapa dari kalangan kita begitu bangga dengan IPK yang tinggi. Berbagai cara digunakan untuk mencapai IPK yang tinggi, menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan tersebut. Wajah buram pendidikan di kalangan intelektual muda. Sampai ketika tujuannya tak tercapai, kegundahan, kegalauan dan frustasi-lah yang terjadi. Bertolak belakang dengan pendidikan berkarakter. Padahal galau bukanlah karakter seorang intelektual muda. Di Kitab Suci Agama saya, Surah Al-Baqarah Ayat  275 bercerita tentang penyebab  manusia yang sering galau.

Harapan saya pribadi pada momen Hardiknas kali ini, Kalau alumni-alumni ITB dan UI bisa menjadi pemimpin-pemimpin bangsa saat ini, para Civitas akademika UNTAD adalah pemimpin provinsi ini kedepan, bahkan negeri kita tercinta ini. Tentunya dengan terlebih dahulu meluruskan orientasi kita bahwa kuliah bukan hanya sekedar mencari nilai, tapi banyak hal kontributif yang bisa kita lakukan untuk membangun pendidikan berkarakter, pendidikan berbasis proses, pendidikan penuntas kegalauan. Dari kampus ini kita bangun pendidikan berbasis proses, menuju tadulako madani. Tadulako madani tak hanya sekedar mimpi.