This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 26 Januari 2014

Kampus Madani Bukan Sekedar Wacana

Ahad, 26 Januari 2014
Oleh : Mohamad Khaidir

"Perubahan adalah keniscayaan, tergantung anda apakah mau berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya"

Kata-kata yang menjadi prolog tersebut sangat melekat di benak saya. Di Tahun 2011, sekitar 3 Tahun yang lalu, saat itu di adakan sebuah acara pelatihan tentang gerakan dakwah kampus sekop daerah Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. Palu kemudian terpilih sebagai tuan rumah pada acara ini. Pelatihan Manajerial Lembaga Dakwah Kampus yang diselenggarakan oleh Puskomda Fsldk Sulawesi A, Saat itu Akh Amin Syah masih menjabat sebagai koordinator Puskomda. Pemateri pada pelatihan tersebut memang benar-benar orang-orang yang berkompeten. Mereka didatangkan langsung dari Bandung, Tim Trainer BK-PMLDK FSLDK Indonesia.



Inti yang dapat kami ambil dari pelatihan tersebut adalah, jangan takut untuk kemudian memunculkan wacana tentang Kampus Madani. Jangan pernah takut bermimpi indah tentang keharmonisan iklim kampus dimana Islam sebagai solusi konkritnya. Kami begitu bersemangat mengikuti pelatihan tersebut. Akh Tutuk dan Akh Rifay  tergabung dalam komposisi kepanitiaan. Dari Mpm Al-Iqra FE-Untad yang di utus yaitu, Akh Indra Basir, Akh Muchlis, Akh Rizki Baba, Akh Rendra Pranadipa, dan beberapa peserta akhwat.

Kondisi di Fakultas kami (Fakultas Ekonomi) saat itu masih biasa-biasa saja. Belum ada perubahan konstan dan terukur yang kami lakukan untuk menuju peradaban Kampus Madani. Rasa-rasanya ingin tertawa mengungkapkan begitu banyak mimpi indah tentang Dakwah Kampus di pelatihan interaktif tersebut. Di dalam hati masih menganggap itu suatu hal yang mustahil dikerjakan dalam waktu singkat. Namun kami terus bekerja, terus mengikuti dinamika kampus sebagai seorang aktifis Dakwah yang bukan hanya bergelar The Agent of Change. Kami lebih dari sekedar agen perubahan, kami adalah The Agent Of Allah.



Waktu terus berlalu dan kami jalani dengan tidak menghilangkan ciri khas seorang aktifis dakwah meskipun beberapa konflik interen dan eksteren menjadi penghalang laju gerak kami. Tetapi kami yakin, setiap dinamika yang kami lewati adalah cara Allah untuk mendewasakan kami. Kami tetap menjalani proses mentoring, menjalankan program kerja sebagaimana biasanya, berimprovisasi dalam gerakan namun tak melupakan batas-batasan syariat. Kaderisasi benar-benar kami jaga, karena Kaderisasi-lah yang kemudian menjadi kultur dari Lembaga Dakwah. Membayangkan bagaimana nantinya model kampus madani membuat kami kadang tersenyum karena perubahan bukan serta merta terjadi secara instan.



Ternyata, hal-hal yang kami anggap hampir mustahil, yaitu menuju Peradaban Kampus Madani, tirainya mulai tersingkap. Secara perlahan kami mulai bisa mengembangkan senyum indah secara nyata. Di Tahun 2014, kami begitu terharu melihat generasi-generasi militan yang akan terus melanjutkan tongkat estafet dakwah kampus. Begitu bersemangat, begitu kokoh memegang ideologinya. Meski terkadang mereka harus sedikit realistis melihat kondisi kekinian. Mimpi-mimpi kami tentang kampus madani menjadi semakin jelas gambarannya, karena satu per satu Sub-Visi dari mimpi tersebut mulai terwujud.




Di Hari ini kami harus kemudian memperbanyak syukur kepada Allah, bersyukur dengan cara yang tidak biasa karena nikmat dakwah ini begitu luar biasa. Manisnya Ukhuwah harus kemudian membuat kami memperbanyak Istighfar atas setiap dinamika persaudaraan, dosa yang kami sadari maupun tidak kami sadari. Kami semakin yakin bahwa Kampus Madani bukan sekedar wacana belaka, bahwa ia adalah mimpi yang sebentar lagi akan terwujud dengan keistiqomahan kami.

Ikhwah fillah Rahimakumullah..
Jangan pernah meninggalkan dakwah ini oleh karena kenikmatan dunia yang sesat dan hanya sesaat.

Kata Syaikh Mustafa Masyhur "Adda'watu satusiiru bina au ghairina : Dakwah ini akan terus berjalan dengan atau tanpa kita"Namun hari ini kita memilih untuk berada dalam perjuangan mulia ini, menjadi pewaris para Nabi dan Rasul yang sangat mencintai Allah dan Allah pun mencintai kita. Percayalah bahwa hanya Allah yang berhak membalas setiap detail perjuangan kita.
KEEP UKHUWAH.

Wallahu a'lam.

Baju Zirah itu Bernama "Amanah"

Baju Zirah itu nampaknya telah rusak, luluh hancur, 

luntur dan pudar, berbeda jauh saat pertama kali di 

nobatkan. 


Tubuh ini masih mampu, raga ini cukup tahan, jiwa ini 

takkan kalah, semangat ini takkan padam.


Saat Baju Zirah terbaik menanti kita, dengan Gamang 

dan galau, terseok-seok menantang Kedzoliman, 

namun dengan cara yang lebih waspada.


Mengintai setiap tebasan pedang, terjangan anak

 panah, dentuman keras. Tanpa Baju Zirah pun, aku

 rela hancur lebur, Syahid Di JalanMu.

Minggu, 19 Januari 2014

Kala Bencana

Sabtu, 18 Januari 2014
Kultweet Dari Akun Twitter @Khaidir_

Bismillah.. Mau Kultwit tentang "Kala Bencana".. :)

Pengalaman ketika turun di Lokasi Bencana.. :)

Sewaktu Banjir bandang di Parigi Moutong, Desa 
Boyantongo.. Ada kejadian yang cukup menarik..

Kami Para Relawan, anggap saja semuanya Kader Partai A, 
sejak dari hari Pertama berada di Lokasi bencana dan 
mendirikan Posko..

Masuk hari ke 4, kami membersihkan Rumah Warga yang 
penuh dengan Lumpur agak padat.. Tingginya sampai 
selutut..

Menggunakan alat manual, Sekop dan Gerobak kecil/Arco.. Sejak dari jam 8 pagi kami mulai membersihkan rumah 
warga..

Sekitar jam 9 pagi, kami kedatangan bantuan, relawan dari POL-AIRUT turut membantu kami..

Yaah, dari segi penampilan dan perlengkapan kami ini nggak ada apa-apanya.. Hanya Kader Partai A yang bermodalkan Semangat & Dompet sendiri.

Beda dengan teman-teman POL-AIRUT yang begitu lengkap seragam dan perlengkapannya.. Kami seadanya aja..

Yaah bagi Relawan ala kadarnya seperti kami, ada dana dari Partai. Sudah Alhamdulillah banget.. :)

Dan kami pun mulai membersihkan Rumah Warga.. Dimulai dari sekitaran posko, lanjut ke rumah warga didekat jembatan..

Sekitar jam 11, para POL-AIRUT pamit lebih dulu, mungkin karena kecapean.. Agak kecewa sih, soalnya mereka kan aparat..

Bukan bermaksud riya', kami Stop-nya nanti makan siang sudah siap.. Sekitar jam stengah 1.. Itupun setelah makan siang & Shalat lanjut lagi.

Yaaah, bagi kami Relawan Partai A ini sebagai Ladang amal aja, meskipun ngebantu warga itu hukumnya Sunnah.. :)

Ngebantu warga itu hukumnya Fardhu'ain bagi pemerintah dan aparat.. Mereka kan ulil Amri.. :)

Satu Kisah lagi yang baru-baru ini terjadi.. Banjir yang terjadi di BTN Kabonena, Palu Barat..

Hujan yang mengguyur Kota Palu sekitar 12 Jam, menyebabkan Sungai kecil di Kabonena meluap.. Merendam beberapa rumah di sekitaran Sungai..

Yaaah.. Sepertinya memang kebiasaan, lagi-lagi Relawan dari Partai A lebih dulu berada di Lokasi bencana membantu Warga..

Dari BPBD datang beberapa saat setelahnya.. Yang bisa kami lakukan ya kami lakukan.. Bersih-bersih Rumah warga yang terendam..

Esoknya, ketika sedang membersihkan beberapa material dan mencoba mengokohkan beberapa rumah yang hampir hanyut, ada kejadian unik.. :)

Korlap kami yang lagi pegang HT dapat kontak dari BPBD, cek relawan dari mana saja yang sedang berada di lokasi.. :)

Dari Pihak BPBD bertanya : "ya ada relawan dari mana saja yang ada di Lokasi?", Korlap : "Relawan Partai A",

BPBD : "Relawan dari mana lagi yang ada di Lokasi?", Korlap : "Cuma dari Partai A", BPBD : *Speechless... :)

Sekian dulu deh Kisah yang bisa saya share.. :)

Mengutip dari Tetangga Sebelah, "Ada yang Bekerja Siang dan Malam, ada pula yang mencela siang dan Malam." Wallahu a'lam :)

END.

Jumat, 03 Januari 2014

Untuk 'Mereka' yang Berguguran..

Sabtu, 4 Desember 2013
Kultweet dari Akun Twitter @Khaidir_

Tadi ngobrol-ngobrol dengan Guru Favoritku zaman SMA.. Alhamdulillah masih ingat.. :)

Setelah ngisi Materi di SII-nya RISMA Smada, ketemu dengan Ibu Khadijah dan Ibu Lusdiana, sempat ngobrol-ngobrol ringan.. :)

Ngobrol-ngobrol soal perkembangan Smada, Kurikulum terbaru, Dinamika Kelembagaan, dan yang bikin terharu.. Saya senang bisa membuat bangga beliau..

Nggak semua orang bisa punya loyalitas untuk menjaga regenerasi di Organisasi masa SMA-nya.. Contohnya beberapa teman saya..

Meskipun dulu saya hanya Anggota biasa di RISMA Al-Mujahidin, namun Dakwah memberikan peluang saya untuk mengawal keberlanjutan regenerasi..

Syukur atas Nikmat Allah, meskipun tak di beri kesempatan untuk aktualisasi diri di Organisasi Sekolah, saya senang bisa membina adik-adik..

..Adik-adik yang tengah disiapkan menjadi Ketua RISMA, Ketua OSIS, dan jabatan strategis lainnya di Smada..

Meskipun saya mulai paham dinamika organisasi, di Kelembagaan Kampus.. Tempatnya Para Agen Perubahan.. :)

Agen Perubahan yang juga menjadi control of social.. Mengawal pembangunan peradaban menuju Masyarakat yang Madani..

Tapi saya sedikit heran dengan fenomena yang terjadi pada sebagian besar teman-teman SMA saya yang dulunya memegang jabatan strategis..

Entah karena Faktor Hidayah Allah atau apapun itu, ketika di kelembagaan Kampus mereka tenggelam.. Tak mampu bersaing dan aktualisasi diri..

Hanya menjadi Mahasiswa yang apatis saja.. Tak paham pergerakan mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan.. Idealisme di masa sekolah luntur..

Ditambah lagi, sepertinya kehilangan kepedulian terhadap organisasi yang mungkin dulu membesarkan mereka di Masa Sekolah.. MIRIS..

Menjadi pengikut para Pemuda yang tak berideologi.. Terombang-ambing kesana kemari kehilangan pijakan.. Bahkan 'Futur' dalam Dakwah..

Apa ia Orientasi mereka hanya sekedar aktualisasi diri saja? Pantas saja kalian tak mampu bersaing dengan Mahasiswa dari Daerah..

Mahasiswa dari luar kota yang turut menjadi batu bata peradaban Kampus.. Yang tentunya akan terlibat dalam gerakan sosial kemasyarakatan..

Melupakan OSIS, RISMA, dan Organisasi lain yang dulu pernah mereka aktif didalamnya.. Kalaupun kumpul dengan teman-teman seangkatan...

..Kumpul dengan teman-teman seangkatan hanya kumpul-kumpul tak bermanfaat.. Daya juang mereka hilang tergerus arus Kemahasiswaan..

Tertinggal dan terinjak oleh para Generasi pengganti yang berdaya juang lebih besar dan tidak melupakan alumninya di masa Sekolah..

Aaah.. Sungguh Ironi..

Tetapi saya ingin tetap bertahan dengan perjuangan ini.. Saya akan tetap mengawal adik-adik RISMA.. Beginilah Dakwah mengajarkan saya.. :)

Tak seperti kalian yang sekarang begitu terobsesi dengan Dunia yang Fana ini..

Wallahu a'lam.. :)

END.

Rabu, 01 Januari 2014

Menaklukkan atau Ditaklukkan

Selasa, 31 Desember 2013


Oleh M. As`ad Mahmud, Lc

Setiap satuan waktu memiliki maknanya sendiri. Tergantung seperti apa kita menilainya. Allah memberi nikmat waktu, lalu kita ditantang memaknainya. 

Di titik ini, semuanya memiliki hak setara. Raja Fir`aun, Nabi Muhammad, Imam Syafi`i, saya dan anda. Tapi pada titik yang sama, tak semua memiliki kesudahan yang seragam. Ada yang melesat derajatnya, tapi ada juga yang terjerumus ke titik terendah, serendah-rendahnya. Ada yang menjadi mulia, tapi adapula yang kehilangan jatidirnya sebagai manusia. Maka, bagaimana kita bersikap dalam satuan waktu, disitulah kualitas diri ditentukan.

Sekarang kita berada di ambang tahun 2014. Tiba-tiba, kita disadarkan tentang cepatnya laju waktu, memaksa kita berlomba dengan limit takdir yang Allah tuliskan untuk kita. Hasan Al Bashry berkata; “Sejatinya setiap kita adalah kumpulan hari-hari. Ketika hari-hari berlalu, maka semakin habis pula bagian dari diri kita”

Setiap satuan waktu memiliki ibrohnya sendiri. Tergantung seperti apa kita membacanya. Peristiwa isro` mi`roj, misalnya. Salah satu ibrohnya adalah tentang waktu, yang sangat relatif. Bentang panjang masjidil haram – masjidil aqsha – sidratul muntaha – masjidil haram oleh Allah dipersingkat sedemikian rupa. Melampaui limit logika orang ramai.

Alkisah, Abu jahal begitu semangat menjadikannya sebagai modus baru pendustaan terhadap risalah Muhammad. Tapi Abu bakar Ash shiddiq membaca peristiwa lintas batas ini dengan keimanan lintas batas pula, "Kalau Muhammad yang mengatakan itu, maka itu pasti benar".

Begitulah, perbedaan cara membaca waktu melahirkan perbedaan orientasi. Pepatah sekuler berujar "time is money", yang menunjukkan orientasi mereka dalam memanfaatkan waktu. Tapi para ulama memaknainya dengan lebih akurat, "al waqtu huwa al hayah". Waktu adalah kehidupan. Ia adalah wadah untuk diisi, sarana untuk mengabdi. Kualitas isinya bergantung pada orientasi kita dalam mengisinya. Imam syafi`i berkata, "Jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka engkau akan disibukkan kebatilan”.

Setiap satuan waktu memiliki momentumnya sendiri. Tergantung seperti apa kita memanfaatkannya. 

Analoginya, uang miliaran rupiah di bank tetap tak bernilai, kala tak bertemu momentum yang tepat untuk dibelanjakan. Sebaliknya, sepuluh ribu rupiah untuk yang membutuhkan, pastilah tiada tara nilainya. Begitupun waktu. Semakin banyak merebut momentum, semakian sukses hidup kita.

Maka, aktifitas yang segunung tak mesti jaminan. Perlu planning detail, sedikit mengerutkan kening sembari menggantung tanya, apakah momentumnya sudah tepat? Ini penting, agar selamat dari jebakan; rasanya sudah sibuk sekali, tapi sebenarnya hidupnya belum beranjak jauh. Tidak efektif waktunya. Atau tidak barakah umurnya.

Maka, kalau bekerja tidak tepat momentumnya saja dianggap kerugian, bagaimana dengan membuang waktu untuk hal yang nirfaedah? Ibnu Qoyyim berkata; “menyia nyiakan waktu itu lebih berbahaya daripada kematian. Sebab kematian hanya memisahkanmu dari dunia. Sedangkan menyia-nyiakan waktu akan menjauhkanmu dari Allah”.

Setiap satuan waktu memiliki pahalanya sendiri. 

Ini istilah dari Abu Bakar Ash siddiq RA. Dan ini dia prinsip orang beriman; bertambahnya waktu harus beriring dengan bertambahnya amal, kualitas maupun kuantitasnya. Termasuk sekarang, di ambang pergantian warsa yang ke sekian, sabda baginda layak kita baca ulang; sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya, dan bagus amalnya. Dan seburuk - buruknya adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya (HR Attirmidzy).

Surat Al Hadid (57) berkisah tentang bani isroil, diturunkan al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, tetapi hati mereka menjadi keras.  Dari masa ke masa, dari rasul ke rasul, dari generasi ke generasi, tak banyak yang berubah pada bani israil.

Bandingkan dengan Abu bakar RA. Masa berislamnya hanya sekira 25 tahun. Tapi efektif hidupnya, barakah umurnya. Baru subuh hari, sudah sekian kebajikan ia tuntaskan. Qiyamullail. Berniat puasa. Menjenguk si sakit, bahkan mengantar jenazah.

Imam syafi`i juga. Baru sekira 50 tahun kala beliau wafat. Tapi ilmu ushul fiqihnya membantu semua generasi memahami kitab dan sunnah. Efektif hidupnya. Barakah umurnya. Beliau tetap berbagi manfaat, meski raga sudah berpulang dalam hitungan abad.

Nah, bagaimana jika saat hidup saja tak sanggup berbagi bajik, apatah lagi kalau sudah menjadi tanah? 

Sekarang tinggal kita bertiga; saya, anda dan waktu. Mau menaklukkan waktu, atau ditaklukkan?

Wallahul musta`aan.  


*Biodata penulis
M. As`ad Mahmud, Lc
Ponpes Sabilul Khoirot, Tengaran, Kab. Semarang
Fak. Syariah Universitas Al Azhar, Kairo. (2000 – 2005)
Staf Kaderisasi DPD PKS Kab.Semarang