Kultwit dari Akun Twitter @Khaidir_
Minggu, 02 Maret 2014
Politik Uang VS Biaya Operasional
Jakarta, 2 Maret 2014
Kultwit dari Akun Twitter @Khaidir_
Kultwit dari Akun Twitter @Khaidir_
Bismillah, pada kesempatan kali ini mau kultweet tentang Biaya Operasional dari perspektif politik.. :)
Mungkin ini sekedar opini saja, dari saya yang masih awam tentang
perpolitikkan, tapi berusaha untuk mengeksplor heterogenitas pemikiran..
Masyarakat pada umumnya sulit membedakan tentang politik uang, dan menggeneralisir pemahaman mereka tentang politik uang..
Apapun transaksi yang dilakukan partai, menyangkut masalah uang, dan berhubungan dengan masyarakat selalu dianggap negatif..
Generalisasi pemahaman tentang politik uang ini perlu diluruskan, agar
bisa meminimalisir persentase masyarakat yang memilih Golput..
Padahal, tidak setiap transaksi Parpol itu bersifat negatif. Bisa jadi
dana yang di berikan kepada masyarakat adalah dana aspirasi..
Bisa jadi itu adalah dana Reses, dana aspirasi dan dana reses itu memang
ada dalam Undang-undang.. Dan teranggarkan dalam APBN maupun APBD..
Bisa jadi, itu juga dana pribadi.. Kalo pemberian pribadi dari Aleg, itu kan bisa jadi Sedekah, keep positive thinking.. :)
Dana pribadi saya rasa sah-sah saja, yang salah itu kalo membeli suara,
contohnya seperti serangan fajar. Inilah politik uang yang negatif..
Ada beberapa hal tentang Politik uang yang juga sulit dibedakan oleh
masyarakat pada umumnya. Bahkan membuat mereka resisten terhadap Parpol
Misalnya tentang Biaya operasional. Biaya operasional pun dianggap
politik uang dalam arti negatif. Sering terjadi di Pemilu Kepala
Daerah..
Di Pemilu Kepala Daerah, pasangan Calon Kepala daerah yang didukung oleh
Parpol harus kemudian membayar 'Mahar' untuk Parpol tersebut..
Nah, biasanya ini dianggap politik uang dalam artian negatif oleh
masyarakat pada umumnya. Padahal 'Mahar' adalah konsekuensi logis
politik.
Mengapa saya mengatakan 'Mahar' calon kepala daerah adalah konsekuensi
logis dari politik? Saya punya alasan yang kuat tentang hal ini..
Yang perlu kita ketahui bersama adalah, 'Mahar' tersebut adalah biaya
operasional Parpol untuk bergerak memenangkan calon kepala daerah..
Calon Kepala Daerah yang diusung wajib untuk menganggarkan ini.. Anda bisa bayangkan Parpol bergerak tanpa biaya operasional..
Parpol juga adalah sekumpulan manusia-manusia normal yang butuh biaya
pergerakan, Dana transport dan lain-lain. Ya pasti itu logis.. :)
Seandainya ada seseorang yang bekerja di sebuah instansi baik pemerintah
ataupun swasta,bekerja siang malam ngejar target tapi nggak digaji.
Orang-orang yang bekerja dengan ideologi, ideologi apapun itu butuh
untuk penghargaan. Penghargaan apapun itu, sangat berarti bagi mereka.
Jangan kemudian menganggap orang-orang Parpol adalah manusia super yang nggak perlu biaya operasional ya..
Seandainya diri anda seperti itu,
mau nggak? Bekerja maksimal dan optimal tapi kemudian nggak dihargai.
Keep positive thinking.. :)
Semoga kultweet ini bisa bermanfaat dan sedikit membuka pikiran kita tentang politik uang..
Seakan-akan semua hal yang bersentuhan dengan politik dianggap buruk.. Padahal politik juga bisa menjadi sarana perubahan..
Semoga kultweet ini juga bisa mengurangi angka Golput. Karena golput itu adalah pilihan terburuk menurut saya.
Golput itu sendiri adalah pilihan, memilih untuk tidak berkontribusi.
Memilih untuk tidak memilih, bisa menjadi fatal akibatnya..
Demikian sedikit sharing dari saya yang masih sangat miskin ilmu ini, semoga bermanfaat.. :)
END.