This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 23 April 2014

Empire Of Region #3

Kultwit dari Akun Twitter @Khaidir_
Palu, 23 April 2014


Ilustrasi

Terinspirasi dari beberapa Narasi, Referensi, dan Artikel, saya ingin melanjutkan Kultwit saya tentang "Empire Of Region #3"..

Ini tentang kekuasaan yang mengakar di daerah oleh Raja-raja Kecil, terkhusus di Sulteng, Efek samping dari Reformasi yang belum tuntas..

Saya ingin melanjutkan Gagasan saya yang masih sangat mentah ini juga karena memahami PEMILU 2014 sebagai 'Tarbiyah Maidaniyah'..

Berangkat dari ketidaksesuaian antara Karakter Masyarakat, Sikap Politik, dan Pilihan Politiknya yang seharusnya menjadi Integral..

Namun realitasnya adalah, antara Karakter Masyarakat, Sikap Politik, dan Pilihan Politik sungguh beragam dan berbeda-beda..

Mungkin karena pendekatan Politik tidak dipahami secara normatif, sehingga Ideologi yang dipakai adalah Materialisme..

Kalau segala-galanya dinilai dari Materi, bahkan pilihan Politik juga, ini Bahaya.. Sekali lagi ini menurut saya.. :)

Sebut saja ada Seorang Caleg DPR-RI Dapil Sulteng yang menyadari hal ini kemudian membuat periodisasi Tugas aspirasinya..

Misal : Selama masa Jabatan 5 Tahun, 3 Tahun akan didedikasikan untuk Kepentingan Pribadi dan Keluarga, 1 Tahun untuk Partai...

..Setahunnya lagi di siapkan untuk Money Politic, Serangan Fajar, pamer kebaikan, dan nagih suara.. Kalo yang ini saya harus bilang 'Woooow'

Saya masih Obyektif dan belum berani menilai yang mana Benar dan mana yang Benar Banget.. :)

Cuma, kasian aja sama Orang-orang yang memang nggak ingin membangun 'Empire Of Region', tapi yang ingin dibangunnya adalah Peradaban..

5 Tahun berada di Senayan, di Sidang-sidang sangat Vokal menyuarakan Aspirasi, di Daerah pun Kontribusinya Nyata..

Karena Asas Partainya adalah Islam dan Dakwah, 5 Tahun jadi waktu yang singkat untuk mengabdi..

Saya nggak ingin membahas Sosok tak kenal lelah itu secara rinci.. Inti bahasan saya adalah 'Empire Of Region' yang luar biasa..

Ia mampu membuat dirinya sebagai Kecenderungan Mayoritas Pemilih, atau dalam Bahasa ilmiahnya 'Bandwagon Effect'..

Disatu sisi saya sangat kagum dengan strategi politik dan kontribusi beliau di Masyarakat.. Sangat Matang dan tak terkalahkan.. 4 Periode..

Namun yang perlu di ingat adalah Politik memiliki grafik Fluktuasi yang sulit ditebak.. Butuh Regenerasi woy! Masa iya Orang tua melulu..

Saya juga nggak ingin menghancurkan 'Empire of Region' tersebut, hanya berniat membenahinya dengan Gagasan saya yang sedikit Gila! :)

Bukankah aktor Utama Perubahan itu adalah Pemuda yang berkapasitas dan berkompeten? Juga harus Sinergi dengan Kaum tua?

6 Kursi DPR-RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah butuh penyegaran woy! Saatnya para Pemuda Sulteng mengguncang senayan!

'Empire of Region' tetap aja jalan, mengabdi pada Masyarakat Sulteng.. Bukan membuat kesenjangan sosial untuk kalangan keluarga anda..

Yang terhormat Bapak yang sukses membangun Empire of Region, saatnya anda mengambil amanah yang lebih besar,Ambil peran sebagai guru bangsa.

Ambil peran sebagai Menteri, dan bertarung di kancah nasional bahkan Internasional.. Biar Indonesia terbukti sebagai Macan Asia! :)

Atau mungkin Bapak ingin cari aman saja ya? Yah, itu Manusiawi.. Mungkin kita berbeda Ideologi..

Tapi saya tetap yakin dengan Kebenaran Ideologi saya, bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, Manhaj-nya jelas, Tujuannya sangat jelas..

Sejelas Langit di siang hari, terang benderang.. Yang insyaaAllah Ideologi ini akan kembali memimpin Dunia ditengah keterpurukannya..

Sebagaimana janji Rasulullah SAW, Khilafatul Minhajah Nubuwwah..

Sekian dulu deh Kultwitnya, Mohon maaf atas Gagasan yang masih sangat mentah ini.. Masih butuh bimbingan dan pengalaman.. InsyaaAllah.. :)

END.

Senin, 14 April 2014

Sajak Tulang Punggung

Palu, 7 April 2014
Oleh : Mohamad Khaidir, SE.

Coba-coba bersajak dulu..

Biasanya, sajak itu melukiskan tentang perasaan dan pikiran..

Desir Angin dingin yang kunanti.. Membelah kesejukkan di tulang punggungku..

Aku belum berbicara mengenai tulang rusuk, aku ingin mengungkap tentang tulang punggung terlebih dahulu..

Tulang punggung itu sedikit mirip dengan tekad.. Kokohnya, rapuhnya, bahkan kemampuannya..

Kokoh tak selalu kokoh, terkadang ia juga bisa rapuh.. Ia menyokong beban dengan tegap dan terpancang..

Saat tulang punggung tegap dan tekad terpancang, maka butuh pondasi yang kekar dan berdasar..

Namun setegap apapun, tanpa cahaya ia takkan bisa menebak kelamnya malam..

Saat kelam malam menghitam legam, kehilangan pijakan yang terjadi..

Ingin sekali aku bertahan namun tak jua sempurna tapal batasku.. Ideologi diserang dengan tak pandang bulu, logika dan retorika tak berarti.

Keyakinanku ingin di gerogoti bak parasit merongrong sel Inang, tanpa perhitungan ingin dihabiskan..

Nampaknya mereka kehilangan perasaan, bertubi-tubi hujaman tajam nan padat.. Hati-hati dengan Hati..

Hati tak sehalus sutera atau selembut salju.. Ia pun tak sekeras berlian dan sekokoh nikel.. Hanya saja.. Hanya saja.. Aaah..

Sudahlah, Tak ingin ku ulas rinci tentang hati, ini masih tentang tekad yang tak berujung..

Tekad ini terus saja di caci, namun ia tak gentar begitu saja.. Meskipun terkadang ia jatuh tersungkur dan bersujud..

Tekad ini terus saja di intimidasi, namun ternyata aura nya begitu mendominasi seakan-akan menutupi aurora..

Tekad ini di anggap seperti yang lain, dipandang dengan kaca mata hitam tak obyektif meskipun seorang aktifis..

Tekad ini tak dikaji secara mendalam dan mengglobal, mungkin karena sering menggunakan rasio yang selalu berpedoman pada materi..

Mungkin saja.. Mungkin saja.. Mungkin saja..

Padahal peradaban ini tengah menunggu kebangkitan tekad itu..

Dinamika heterogenitas lapangan memang butuh kerja nyata, namun disaat yang bersamaan ia butuh ideologi yang senada perintah langit..

Aaah, ini hanya sekedar sajak saja.. Yang ingin kusampaikan, agar paham, agar diresapi..

Agar ide ini tertulis kokoh di prasasti tulisan, bukan hanya sekedar lisan tanpa action..

Ini hanya sekedar sajak saja, semoga seluruh makhluq segera menepati janjinya.. :)

END

Selasa, 01 April 2014

Selamat Datang Gelombang Ketiga Indonesia!

Palu, 1 April 2014
Kultweet dari Akun Twitter @Khaidir_


Alhamdulillah, Jadi sedikit paham latar belakang Ide besar Ustadz Anis Matta tentang Gelombang Ketiga Indonesia.

Selain kondisi kekinian, 5 pranata sosial ternyata juga menjadi dasar pemikiran Ide Besar tentang Gelombang Ketiga Indonesia. :)

Pranata Sosial tersebut adalah Rumah, Sekolah, Masjid atau Agama, Hukum atau aturan, dan Media. That's It! Pengaruhnya sangat besar!  

Dimulai dari rumah, tempat atau lingkungan tempat kita dibina. Disinilah dasar karakter seseorang perlahan di bentuk.

Yang mengawali itu adalah keluarga. Kemudian setelah lingkungan sekitar rumah, pranata sosial selanjutnya adalah Sekolah.  

Sekolah menjadi pranata sosial yang juga sangat berpengaruh. Guru-guru, teman-teman turut mengambil peran dalam pembentukan karakter kita.

Saya sendiri di masa sekolah, pernah merasakan menjadi Orang Paling pintar, paling bodoh dan kurang perhatian, dan menengah.

Masing-masing kondisi tersebut membuat saya merasakan berbagai macam posisi. Pernah frustasi, tapi kemudian mencoba untuk terus bangkit.

Banyak Ibrah&Hikmah yang bisa kita ambil apabila kita pernah merasakan berbagai macam kondisi di lingkungan sekolah sebagai pranata sosial.

Mengecap studi di TK Aisiyah Bustanul athfal, SDN Biro, SMPN 2 Palu, SMAN 2 Palu, dan Universitas Tadulako mendewasakan karakter saya.

Dan mengajarkan saya untuk tidak menyerah pada keadaan dan terus berjuang. Iklim sosial yang biasa-biasa saja tidak akan melahirkan pejuang.

Pranata sosial selanjutnya adalah Masjid atau agama. Banyak kemudian orang-orang yang tak berhasil mendapatkan kondisi terbaiknya disini.

Memahami Agama secara parsial saja bisa berbahaya. Padahal Agama harus kemudian dipahami secara komprehensif, lalu kemudian di amalkan.

Untuk Agama, ini adalah Hal yg sangat prinsip. Semoga kita semua mampu memahami dgn benar tentang hakikat kemanusiaan dlm perspektif agama.

Pranata sosial yang ke empat adalah aturan dan hukum. Meskipun ini menurut saya nggak begitu substantif, namun punya andil besar juga.

Aturan&hukum di Indonesia sendiri masih tumpang tindih & tambal sulam.Frekuensi amandemen Undang-undang yg semakin banyak berdampak negatif.

Karena sekali lagi ingin saya sampaikan, hukum atau aturan yang berasal dari pemikiran manusia pasti memiliki banyak kelemahan.

Saya nggak menolak sepenuhnya hukum yang berlaku sekarang di negara kita, namun saya merasa Syari'at Islam adalah solusi konkritnya.

Meskipun dalam penerapannya, butuh waktu yang lama dan bertahap serta perlu kajian yang sangat mendalam sampai pada tahap penerapannya.

Dan pranata sosial yang kelima, yang paling memiliki pengaruh besar di zaman Gelombang Ketiga Indonesia adalah MEDIA. :)

Di Era Gelombang Ketiga Indonesia (2014-20...), Dari bangun tidur sampai kembali ke peraduan, media selalu membersamai kita.

Bahkan bagi anak muda sekarang, mulai bertransformasi menjadi kebutuhan pokok.Sehingga,bagi para pejuang dakwah harus memperhatikan hal ini.

Sebagai Calon Khalifaturrahman yang akan memimpin Peradaban maka kita harus merubah mindset kita. MEDIA adalah Tools Of Change. :)

Namun, iklim pranata sosial yang bernama MEDIA ini, di Indonesia masih labil dan perlu pembenahan disana-sini. Media membentuk Publicmood.

Publicmood yang kemudian terbentuk di Masyarakat Indonesia sekarang dapat saya katakan nggak jelas. Kalo dalam bahasa Palu 'Te Jelas'. :)

Tayangan dominan yang kita saksikan adalah Kecelakaan, perzinahan, Korupsi, kriminal, dan hal-hal negatif lainnya.

Apa yang terjadi?! Publicmood pun menjadi negatif. Ditambah lagi 'bandwagon effect', yaitu kecenderungan untuk mengikuti yang mayoritas.

Saat mayoritas masyarakat kita berlaku negatif, maka dapat dipastikan pengaruh MEDIA memang sangat besar. Media Pranata Sosial yang dahsyat!

Tayangan keagamaan pun cenderung negatif. Disaat kita ingin membangun mentalitas enterpreneur, yang banyak ditayangkan adalah sebaliknya.

Ingin membangun mental enterpreneur masyarakat yang tangguh, ceramah tentang 'zuhud' yang tidak proporsional mendominasi.

Maka mau tidak mau, kita juga harus turut terlibat mengambil peran dan menjadikan media sebagai tools of change.

Wajib bagi yang menginginkan perubahan!! Wajib bagi yang ingin berkontribusi agar negeri yg katanya sepenggal firdaus ini kembali tersenyum.

Selamat Datang di Gelombang Ketiga Indonesia!!!

END.