BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Globalisasi
menyeruak mendobrak peradaban yang awalnya sangat stagnan. Menjadi penting
untuk mengkaji ilmu tentang keorganisasian agar tidak disapu oleh gelombang
pembaruan yang terus-menerus mereduksi sistem-sistem klasik. Era pasar bebas
kembali menantang kita untuk dapat menjawab dengan aksi berbagai masalah yang
ada. Dibutuhkan segenap pikiran, jiwa, raga, serta energi terbaik kita untuk
menjadi para pelaku peradaban. Dalam memimpin suatu unit bisnis ternyata tidak
semudah kita membahas teorinya, perlu pemahaman lebih mendalam mengenai pusat
tanggung jawab.
Karakteristik
organisasi yang mempengaruhi proses pengendalian, dengan berfokus pada berbagai
jenis pusat tanggung jawab, teknik yang penting untuk pengendaliannya, dan
ukuran yang diperlukan untuk evaluasi kinerja para manajer yang
bertanggungjawab atas pusat-pusat tersebut. Inilah yang dapat menjelaskan
secara rinci terkait pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab merupakan
struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab kepada subunit organisasi
harus mencerminkan strategi organisasi.
Ketika
kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba
(yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai
pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena
laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan vsatu indikator yang
komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator. Satu indikator yang tak kalah penting dibahas
adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan
menjadi daya tarik sekaligus indikator buntuk menilai kestabilan posisi
keuangan perusahaan tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas
secara rinci tentang pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat
investasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Permasalahan
Pusat Tanggung Jawab
2.
Masalah
Pusat Pendapatan Dan Beban
3.
Dinamika
Pusat Laba Dan Pusat Investasi
1.3
Tujuan Umum
1.
Untuk
mengetahui dan menganalisis permasalahan yang terjadi pada pusat tanggung
jawab.
2.
Memberikan
solusi dan pandangan komprehensif terkait dinamika dan masala yang terjadi pada
pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
PUSAT
TANGGUNG JAWAB : PUSAT PENDAPATAN DAN BEBAN, PUSAT LABA, DAN PUSAT INVESTASI
2.1 Pusat Tanggung
Jawab
Pusat
tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan hierarki. Pada tingkatan
terendah adakah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift), dan unit
organisasi kecil lainnya. Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi,
perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat tanggung jawab, meskipun istilah
ini biasanya berkenan dengan unit-unit dalam perusahaan.
1. Sifat
Pusat Tanggung Jawab
Pusat tanggung jawab muncul guna
mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan
secara keseluruhan memiliki cita-cita, dan manajemen senior menentukan sejumlah
strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggung
jawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu puast tanggung jawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggung jawab yang lain, dimana output tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai output organisasi secara keseluruhan . Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output.
2. Hubungan
antara Input dan Output
Manajemen bertanggung jawab untuk
memastikan hubungan yang optimal antara input dan output. Disejumlah pusat
tanggung jawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan langsung, misalnya
seperti departemen produksi , input bahan baku menjadi bagian fisik dari barang
jadi.
Akan tetapi dalam sejumlah situasi,
input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan. Biaya
periklanan adalah input yang ditujukan untuk meningkatkan hasil penjualan,
namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan.
3. Mengukur
Input dan Output
Adalah lebih mudah untuk mengukur
biaya input daripada untuk menghitung nilai output. Sebagai contoh, pendapatan
per tahun barangkali merupakan alat ukur penting atas output suatu organisasi
yang berorientasi pada laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan seluruh
kinerja organisasi selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang,
pelatihan sumber daya manusia , periklanan dan promosi penjualan juga belum
tentu mempengaruhi output di tahun yang bersangkutan.
4. Efisiensi
dan Efektivitas
Dalam banyak pusat tanggung jawab,
efisiensi diukur dengan cara membandingkan biaya aktual dengan standar, dimana
biaya-biaya tersebut harus dinyatakan dalam output yang diukur, tetapi metode
ini mempunyai dua kelemahan utama yaitu :
·
Biaya yang tercatat bukanlah tolak
ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan
·
Standar pada hakikatnya merupakan
perkiraan tentang apa yang idealnya harus tercapai dalam kondisi yang ada. Secara
ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat efisien jika melakukan
sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang
tepat.
Peranan Laba
Tujuan
utama dari setiap perusahaan yang berorientasi pada laba adalah memperoleh laba
yang memuaskan. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, laba juga
merupakan ukuran efisieni. Dengan demikian, laba mengukur baik efektivitas
maupun efisiensi. Akan tetapi, ketika ukuran tersebut tidak ada, adalah perlu
dan bermanfaat untuk mengklasifikasikan ukuran kinerja sebagai ukuran yang
berkaitan dengan efektivitas dan yang berkaitan dengan efisiensi. Sebagai
contoh, bagaimana seseorang membandingkan antara seorang perfeksionis, yang
barangkali efektif tetapi tidak efisiens, dengan seorang manajer yang hemat
dengan menggunakan lebih sedikit input namun memproduksi output yang kurang
dari optimal.
5.
Jenis-jenis Pusat Tanggung Jawab
Ada empat jenis pusat tanggung
jawab, digolongkan menurut sifat input dan / atau output moneter yang dikukur
untuk tujuan pengendalian pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat
investasi. Masing-masing pusat tanggung jawab tersebut membutuhkan perencanaan
dan system pengendalian yang berbeda.
2.2 Pusat Pendapatan
Pada
umumnya , pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas
harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan.
2.3 Pusat Beban
Pusat
beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter, namun
outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu : pusat beban
teknik dan pusat beban kebijakan. Biaya teknik adalah biaya–biaya yang
jumlahnya secara “tepat” dan “memadai” dapat diestimasikan dengan keandalan
yang wajar. Biaya kebijakan adalah biaya yang tidak tersedia estimasi
tekniknya. Pusat Beban Teknik Pusat beban teknik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Input-inputnya dapat diukur secara
moneter.
2. Input-inputnya
dapat diukur secara fisik.
3.
Jumlah dolar optimum dan input yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan.
Ditekankan
bahwa pusat beban teknik mempunyai beberapa tugas penting lainnya yang tidak
diukur hanya dengan biaya saja, para pengawas bertanggung jawab atas mutu
produksi dan volume produksi serta efisiensi. Oleh karena itu, jenis maupun
volume produksinya ditentukan, dan standar kualitasnya ditetapkan, sehingga
biaya produksi tidak ditekan dengan mengorbankan mutu produk.
Pusat Beban Kebijakan
Pusat
beban kebijakan meliputi unit-unit administrative dan pendukung , operasi
litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini
tidak bias diukur secara moneter.
Istilah kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya optimum bersifat mendadak dan sembarang. Melainkan mencerminkan keputusan pihak manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu , akankah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing, tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan kepada para konsumen, dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas litbang, perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi . Pada hakikatnya, hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input yang sesungguhny, serta tidak mencakup nilai output.
Ciri-ciri Pengendalian Umum
Pada
hakikatnya, pihak manajemen merumuskan anggaran pusat beban kebijakan dengan
menentukan besarnya pekerjaan yang harus diselesaikan. Pekerjaan yang harus
dilakukan oleh pusat beban kebijakan terbagi ke dalam dua kategori umum:
berkesinambungan dan bersifat khusus. Pekerjaan yang berkesinambungan dilakukan
secara konsisten dari tahun ke tahun, seperti pembuatan laporan keuangan oleh
kontroler perusahaan. Sementara pekerjaan khusus adalah proyek “satu langkah”
sebagai contoh, pengembangan penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam
sebuah divisi baru.
Fungsi
perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak direncanakan biasanya dijalankan
dalam satu di antara dua cara ini yaitu penganggaran tambahan atau penilaian
berbasis nol.
Anggaran incremental dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Pembuatan anggaran incremental mempunyai dua kekurangan, pertama, tingkat pengeluaran yang ada dari pusat beban kebijakan, diterima dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan anggaran. Kedua, para manajer pusat beban ini biasanya ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber daya, yang jika dibuat sebagai kasus yang kuat biasanya akan disediakan.
Tinjauan berdasarkan nol (zero-base review) suatu pendekatan pembuatan anggaran yang merupakan alternatif adalah membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Anggaran incremental dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Pembuatan anggaran incremental mempunyai dua kekurangan, pertama, tingkat pengeluaran yang ada dari pusat beban kebijakan, diterima dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan anggaran. Kedua, para manajer pusat beban ini biasanya ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber daya, yang jika dibuat sebagai kasus yang kuat biasanya akan disediakan.
Tinjauan berdasarkan nol (zero-base review) suatu pendekatan pembuatan anggaran yang merupakan alternatif adalah membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Jenis Pengendalian Keuangan
Tujuan
utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya dengan
mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam perencanaan,
bersama-sama mendiskusikan langkah apa yang akan diambil, dan tingkat usaha
yang bagaimana yang tepat untuk masing-masing. Dengan demikian, dalam pusat
beban kebijakan, pengendalian keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada
tahap perencanaan sebelum biaya tersebut terjadi.
Pengukuran Kinerja
Pekerjaan
utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah untuk mencapai output
yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang “sesuai dengan anggaran” untuk
mengerjakan hal ini dianggap memuaskan. Jumlah melebihi anggaran merupakan alas
an untuk prihatin, sementara jumlah yang kurang dari anggaran akan mengindikasikan
bahwa pekerjaan belum selesai direncanakan. Dalam pusat beban kebijakan,
sebagai lawan dari pusat beban teknik, laporan keuangan bukan merupakan suatu
alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer. Pengendalian atas
pengeluaran dapat dilaksanakan dengan mengharuskan adanya persetujuan dari para
atasan sebelum anggaran dilampaui. Terkadang presentase tertentu dari kelebihan
dapat diizinkan tanpa persetujuan tambahan.
Pusat Administratif dan Pendukung
Permasalahan dalam Pengendalian
-
Kesulitan dalam pengukuran output.
Karena output tidak dapat diukur, tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya
sebagai tolok ukur untuk pengukuran kinerja keuangan. Dengan demikian, varians
anggaran tidak dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari kinerja yang
efisien atau tidak efisien.
-
Tidak Adanya Keselarasan Cita-cita.
Umumnya, para manajer administrative berusaha keras untuk mencapai keunggulan
fungsional. Sekilas, keinginan tersebut akan tampak selaras dengan cita-cita
perusahaan. Tetapi pada kenyataanya hal tersebut sebagian besar bergantung pada
bagaimana seseorang mendefinisikan keunggulan.
Penyusunan Anggaran
Anggaran
yang diajukan untuk pusat administrative maupun pusat pendukung biasanya
terdiri dari suatu daftar pos-pos beban, dengan usulan anggaran dibandingkan
dengan seluruh beban actual pada tahun berjalan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permasalahan dalam Pengendalian
-
Kesulitan dalam menggabungkan hasil
yang diperoleh dengan input. Hasil dari aktivitas penelitian dan pengembangan
sangat sulit diukur kuantitasnya. Beberapa dengan aktivitas administrasi,
aktivitas litbang, biasanya mempunyai hasil setengah berwujud dalam bentuk
paten, produk-produk baru ataupun proses baru. Tetapi kaitan antara output
dengan input sangat sukar untuk dinilai per tahun karena “produk” akhir dari
litbang bisa melibatkan usaha selama bertahun-tahun.
-
Tidak adanya keselarasan cita-cita.
Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun organisasi penelitian yang
terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang bisa didanai oleh
perusahaan.
Masalah
selanjutnya adalah bahwa orang-orang yang bekerja di bidang penelitian sering
tidak mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai bisnis untuk menentukan arah
kebijaksanaan dalam sektor penelitian secara optimal. Rangkaian Kesatuan
Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh organisasi litbang merupakan satu kesatuan rangkaian,
dimana penelitian dasar merupakan titik awal, sementara itu pengujian produk
merupakan titik akhir. Penelitian dasar memiliki dua ciri:
1.
Tidak terencana, dimana pihak
manajemen hanya membuat keputusan secara umum mengenai bagian yang harus
dieksplorasi
2.
Sering kali ada tenggang waktu yang
lama antara dimulainya penelitian dengan pengenalan produk baru yang berhasil.
Program Litbang
Program
litbang terdiri dari serangkaian program ditambah kelonggaran untuk pekerjaan
yang tidak direncanakan (sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya), hal tersebut
biasanya ditinjau setiap tahunnya oleh manajemen senior. Tinjauan ini sering
dilakukan oleh komite penelitian yang terdiri dari CEO, direktur penelitian
serta para manajer produksi dan pemasaran (pihak yang terakhir ini dilibatkan
karena merekalah yang akan menggunakan ouput dari proyek-proyek penelitian yang
sukses). Dengan demikian, program penelitian ditentukan bukan dengan cara
menghitung seluruh jumlah dari proyek yang disetujui, namun dengan cara membagi
“kue penelitian” menjadi irisan-irisan yang tampaknya paling bernilai.
Anggaran Tahunan
Jika
suatu perusahaan telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan
telah menjalankan program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya
untuk menyusun anggaran litbang per tahun akan menjadi persoalan yang
sederhana, dengan melibatkan “kalenderisasi” atas pengeluaran yang diperkirakan
selama periode anggaran.
Pengukuran Kinerja
Di
banyak perusahaan, manajemen menerima dua jenis laporan mengenai
kegiatan-kegiatan litbang. Jenis laporan yang pertama membandingkan prediksi
terakhir mengenai total biaya dengan jumlah yang disetuji untuk masing-masing
proyek. Jenis laporan keuangan yang kedua terdiri dari perbandingan antara
pengeluaran yang dianggarkan dengan pengeluaran actual di masing-masing pusat
tanggung jawab. Tujuannya adalah untuk membantu para eksekutif penelitian untuk
mengantisipasi pengeluaran dan untuk memastikan bahwa komitmen pengeluaran
tersebut dipenuhi.
Pusat Pemasaran Aktivitas Logistik
Aktivitas
logistik adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang dari
perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang jatuh tempo dari para
pelanggannya. Aktivitas-aktivitas ini mencakup transportasi ke pusat
distribusi, perdagangan, pengapalan dan pengiriman, pengajuan rekening dan
aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan penagihan piutang. Hamper di
semua perusahaan, pekerjaan-pekerjaan dokumen yang meliputi aktivitas-aktivitas
logistik dan penagihan piutang sekarang bisa dituntaskan secara cepat dengan
biaya rendah melalui internet.
Aktivitas Pemasaran
Aktivitas
pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh pesanan. Aktivitas-aktivitas ini meliputi uji pemasaran;
pembentukan, pelatihan, dan pengawasan terhadap tenaga penjualan; periklanan,
dan promosi penjualan yang seluruhnya memiliki karakteristik-karakteristik yang
menimbulkan permasalahan pengendalian manajemen. Secara ringkas, terdapat tiga
jenis aktivitas dalam organisasi pemasaran dan sebagai konsekuensinya, terdapat
tiga jenis ukuran aktivitas. Pertama, ada aktivitas logistik. Kedua, ada
penciptaan pendapatan. Ketiga, biaya pencarian pesanan yang merupakan beban
kebijakan karena tidak seorangpun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang
harus dikeluarkan. Konsekuensinya, ukuran efisiensi dan efektivitas untuk
biaya-biaya tersebut sangat subjektif.
2.4 Pusat Laba
Pengertian
Pusat Laba
- Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan laba (selisih antara pendapatan dan beban) yang diperoleh.
- Pusat laba dapat dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang memungkinkan unit utama bertanggungjawab terhadap produksi dan pemasaran sekaligus.
- Pusat laba dibentuk dengan keputusan expense and revenue trade-off. Keputusan ini ditentukan dengan 2 kondisi, yaitu Manajer memiliki akses ke informasi yang relevan dalam membuat keputusan dan terdapat ukuran efektivitas atas trade-off yang dibuat manajer.
Manfaat
Pusat Laba
- Kualitas keputusan manajer lebih meningkat.
- Kecepatan pengambilan keputusan operasional lebih cepat.
- Manajer kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
- Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya.
- Memberikan tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial secara umum.
- Kesadaran terhadap laba semakin meningkat.
- Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang profitabilitas komponen-komponen individual perusahaan.
- Output yg siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap tekanan utk meningkatkan kinerja kompetitif.
Kondisi-Kondisi Dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab
Laba
Banyak
keputusan manajemen yang melibatkan usulan untuk meningkatkan beban dengan
harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam
pendapatan penjualan. Keputusan semacam ini disebut dengan pertimbangan
biaya/pendapatan (expense/revenue trade-off). Untuk dapat mendelegasikan
keputusan trade-off semacam ini ke tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada
dua kondisi yang harus dipenuhi.
- Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.
- Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitas suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.
Langkah utama untuk
membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi di mana
kedua kondisi di atas terpenuhi.
Seluruh pusat tanggung
jawab diibaratkan sebagai satu pusat kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat
tanggung jawab yang sangat jelas merupakan pusat laba sampai pusat tanggug
jawab yag bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah
keuntungan dari delegasi laba akan dapat menutupi kerugiannya.
Manfaat Pusat Laba
Menjadikan unit
organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
- Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan itu dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
- Kecepatan dalam pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
- Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi kepada hal-hal yang lebih luas.
- Manajer karena hanya tunduk pada sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.
- Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba memberikan pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
- Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
- Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak mengenai profitabilitas dari komponen-komponen indikator individual perusahaan.
- Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Kesulitan Dengan Pusat
Laba
Selain manfaat yang
diperoleh, pusat-pusat laba dapat memberikan beberapa kesulitan:
- Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
- Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
- Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih unit bisnis.
- Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu manajer dapat berarti pengurangan laba bagi manajer yang lain. Dalam situasi yang seperti ini, seorang manajer dapat saja gagal dalam memberikan potensi penjualan ke unit lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya; menimbun pegawai atau peralatan yang akan lebih baik, dari sudut pandang seluruh perusahaan, jika digunakan ke unit lain; atau membuat keputusan produksi yang memiliki konsekuensi biaya yang tidak diinginkan bagi unit lain.
- Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
- Para manajer yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kompetensi manajemen umum.
- Mungkin ada telalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan mengorbankan profitabilitas jangka panjang.
- Tidak adanya sistem yang memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.
Batasan Atas Wewenang
Unit Bisnis
Hampir semua unit
bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang bertannggug jawab atas
unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan
pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan
beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas ”laba
bersih”. Meskipun demikian, wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan
berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi pusat laba.
Batasan dari unit
bisnis lainnya. Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus
berurusan dengan unit bisnis lain. Sangatlah berguna untuk memikirkan
pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan:
(1) keputusan produk (barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual;
(2) keputusan pemasaran (bagaimana, di mana, dan berapa jumlah barang atau jasa
yang dijual); dan (3) keputusan perolehan (procurement) atau sourcing
(bagaimana mendapatkan dan memproduksi barang atau jasa). Jika seorang manajer
unit bisnis mengendalikan ketiga unit bisnis tersebut, biasanya tidak akan mendapatkan
kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja.
Batasan dari manajemen
korporat. Batasan-batasan yang dikenakan oleh manajemen korporat dikelompokkan
menjadi tiga bagian: (1) batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan
strategis; (2) batasan yang timbul karena adanya keharusan keseragaman yang
diperlukan; dan (3) batasan yang timbul dari nilai ekonomis sentralisasi.
Pusat Laba Lainnya
Contoh-contoh pusat
laba lainnya selain unit-unit bisnis, digambarkan di bawah ini.
- Unit-unit fungsional. Subunit yang ada dalam unit bisnis dapat saja terorganisasi secara fungsional. Terkadang lebih mudah untuk membuat satu atau lebih unit fungsional, misalnya aktivitas operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa. Tidak ada prinsip-prisip tertentu yang menyatakan bahwa jenis unit tertentu yang merupakan pusat laba sementara yang lainnya bukan. Keputusan pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah berdasarkan besar pengaruhya (bahkan jika bukan pengendalian total) yang dilaksanaka oleh manajer unit terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba bersih.
- Pemasaran. Pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi manajer pemasaran dalam membuat trade-off pendapatan/pengeluaran yang optimal, dan praktik standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan probabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap trade-off yang dibuat.
- Manufaktur. Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di mana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek pekerjaannya. Oleh karena itu, di mana kinerja proses manufaktur diukur terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat evaluasi yang terpisah atas aktivitas-aktivitas seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk, dan keputusan buat atau beli. Salah satu cara untuk mengukur aktivitas organisasi manufaktur secara keseluruhan adalah dengan menjadikannya pusat laba dan memberikan nilai berdasarkankan untuk harga jual produk dikurangi dengan estimasi biaya pemasaran.
- Unit pendukung dan pelayanan. Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, tranportasi, teknik, konsultan, layananan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dioperasikan kantor pusat dan divisi pelayanan perusahaan, atau dapat dipenuhi oleh unit bisnis itu sendiri. Unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan, dengan tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga pendapatan setara dengan pengeluaran. Perusahaan yang melakukan pembebanan “berdasarkan penggunaan” mungkin memperlakukan unit tersebut sebagai pusat laba.
- Organisasi lainnya. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur atau pembelian, profitabilitasnya kadangkala merupakan satu ukuran unit kinerja yang paling baik. Lebih lanjut lagi, pengukuran laba merupakan satu alat motivasi yang sempurna.
Mengukur Profitabilitas
Terdapat dua jenis
pengukuran profitabilitas yang digunakan dapat mengevaluasi sebuah pusat laba,
sama halnya dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan. Pertama adalah
pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus bagaimana hasil kinerja para
manajer. Pengukuran ini digunakan untuk planning, coordinating, dan controlling
kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan motivasi
yang tepat untuk para manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang
memiliki fokus bagaimana kinerja pusat laba sebagai entitas ekonomis. Maksud
dari kedua ukuran di atas berbeda satu sama lain, sebagai contoh, laporan
kinerja manajemen suatu toko cabang dapat memperlihatkan bahwa manajer toko
tersebut memiliki kinerja yang baik; tetapi laporan kinerja ekonomisnya dapat
memperlihatkan bahwa toko tersebut kehilangan posisinya di pasar dan harus di
tutup.
Jenis-jenis ukuran
kinerja. Kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran
profitabilitas sebagai berikut:
- Margin kontribusi. Margin kontribusi menunjukkan rentang (spread) antara pendapatan dengan beban variabel. Alasan utama mengapa ini digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba adalah karena beban tetap berada di luar kendali manajer tersebut, sehingga para manajer harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi.
- Laba langsung. Laba langsung (direct profit) mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan pengeluaran seluruh pusat laba, baik yang dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut tanpa mempedulikan apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba atau tidak. Meskipun demikian, pengeluaran yang terjadi di kantor pusat tidak termasuk dalam penghitungan ini.
- Laba yang dapat dikendalikan. Pengeluaran-pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Yang termasuk dalam kategori pertama adalah pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan, pada tingkat tertentu, oleh manajer unit bisnis, misalnya layanan teknologi informasi. Jika biaya-biaya ini termasuk dalam sistem pengukuran, maka laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.
- Laba sebelum pajak. Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Jika pusat laba dibebankan dengan sebagian overhead korporat, maka hal ini harus dihitung berdasarkan biaya yang telah dianggarkan, dan bukan biaya aktual, di mana kolom ”anggaran” dan ”aktual” dalam laporan kinerja pusat laba menunjukkan jumlah yang sama untuk pos khusus ini. Hal ini akan memberikan kepastian bahwa para manajer pusat laba tidak akan mengeluh karena laporan kinerja mereka tidak akan menunjukkan varians dalam alokasi overhead.
- Laba bersih. Di sini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih (net income), yaitu jumlah laba bersih setelah pajak.
Memilih metode
pengakuan pendapatan yang tepat sangatlah penting. Apakah pesanan dicatat pada
saat pesanan dibuat, ketika pesanan dikirim, atau ketika uang kas diterima?
Selain keputusan ini, ada hal-hal lain yang berkaitan dengan pendapatan umumnya
yang memerlukan pertimbangan.dalam beberapa kasus dua atau lebih pusat laba
dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang sukses. Idealnya setiap
pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi
tersebut.
Hampir semua kebingungan
yang timbul dalam mengukur kinerja pusat laba biasanya terjadi sebagai akibat
dari kegagalan untuk memisahkan antara kinerja manajer dengan pengukuran
ekonomis suatu pusat laba. Jika seseorang hanya mempertimbangkan pengukuran
terhadap manajer jasa, maka solusinya sering kali tampak nyata: para manajer
harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan jika
mereka tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut.
Penilaian-penilaian
yang berkaitan dengan pengukuran pendapatan dan biaya harus dipertimbangkan
tidak hanya berdasarkan teknik akuntansi, melainkan yang lebih penting lagi
adalah berdasarkan pertimbangan perilaku. Kuncinya adalah memasukkan beban dan
pendapatan dalam laporan manajer pusat laba yang dipengaruhi oleh tindakan
manajer tersebut, bahkan jika tidak secara penuh.
2.5 Pusat Investasi
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang
bertugas untuk mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin.
Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri
atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk
memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.
Tujuan
pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1. Menyediakan
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang
digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan
yang tepat.
2. Mengukur
prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3. Menyediakan
alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
Informasi
dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1.
Menghasilkan laba yang memadai
dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik
yang digunakan.
2.
Mengambil keputusan untuk menambah
investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai.
3.
Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi
investasi yang tidak memberikan kembalian (return) yang memadai.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi.
Pertama, pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang
diperoleh dengan investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan
Return on Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan
menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual
income.
Keuntungan
ROI :
1. Mendorong
Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara
penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer
investasi.
2. Mendorong
efisiensi biaya.
3. Bisa
mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan
ROI :
1. Manajer
pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat
pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan.
2. Mendorong
Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan
kepentingan jangka penjang.
Kebaikan
Residual Income :
1. Manajer
pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan
keseluruhan menguntungkan.
2. Memungkinkan
penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.
Kelemahan Residual Income : Seperti halnya ROI, Residual
Income mendorong hanya pencapaian jangka pendek, tanpa memperhatikan pencapaian
jangka panjang.
Economic
Value Added
Istilah EVA pertama
kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel M. Stern. EVA merupakan suatu
metode untuk menentukan apakah perusahaan telah menciptakan nilai ekonomis yang
diatas atau dibawah dari biaya modal yang dimiliki perusahaan dalam pengoperasian
kekayaan yang dimilikinya.
Dalam hal investasi,
EVA mampu mendorong manajer berpikir dan bertindak yaitu memilih investasi yang
memaksimumkan pengembalian dengan biaya modal yang minimum sehingga nilai
perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para pemegang saham). Selain itu, factor
biaya modal yang terdapat dalam EVA mendorong manajer untuk berhati-hati dalam
menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya.
EVA merupakan laba
operasi setelah pajak dikurang total biaya modal tahunan. Jika EVA positif,
berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan
sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode untuk mengukur kinerja atau
prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan selisih antara Laba Operasi
Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang biaya Modal dari Modal Total yang
digunakan.
Rumus perhitungan EVA adalah:
Rumus perhitungan EVA adalah:
EVA = Laba operasi
setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total modal yang dipakai)
Return
On Investment
Return On Investment
dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi dengan aktiva
yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam penentuan
return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan konsep laba
dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi serta
pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep
laba yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi
adalah laba yang terkendali oleh divisi.
ROI = Laba Operasi :
Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata
aktiva operasi)
Atau
ROI = Margin x Perputaran
Atau
ROI = Margin x Perputaran
Bentuk
Pusat Investasi
Bentuk pusat investasi
adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis maupun Divisi yang
diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi yang
tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis)
investasi. Masalah
yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolak
ukur prestasi pusat investasi.
1. Pada
umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari
investasi yang ditanamkan.
2. Laba
yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3. Makin
besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin
oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan
hierarki. Pada tingkatan terendah adakah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran
kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya. Dari sudut pandang
manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat
tanggung jawab, meskipun istilah ini biasanya berkenan dengan unit-unit dalam
perusahaan.
Pada
umumnya , pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas
harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Pusat beban
adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter, namun
outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu : pusat beban
teknik dan pusat beban kebijakan. Biaya teknik adalah biaya–biaya yang
jumlahnya secara “tepat” dan “memadai” dapat diestimasikan dengan keandalan
yang wajar.
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan laba (selisih antara pendapatan dan beban) yang
diperoleh. Pusat laba dapat dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang
memungkinkan unit utama bertanggungjawab terhadap produksi dan pemasaran
sekaligus. Pusat laba dibentuk dengan keputusan expense and revenue trade-off.
Keputusan ini ditentukan dengan 2 kondisi, yaitu Manajer memiliki akses ke
informasi yang relevan dalam membuat keputusan dan terdapat ukuran efektivitas
atas trade-off yang dibuat manajer.
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang
bertugas untuk mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin.
Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri
atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk
memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang
dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management Control
System, penerbit Salemba Empat,2005.
2.
Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston:
Harvard Business School Press, 1989.
3.
Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard.
Boston: Harvard Business School Press, 1996.
0 komentar:
Posting Komentar