This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 16 Juli 2016

Kesatria kan Menjelang

pejuang
dakwatuna.com – Sambutlah para Kesatria, datang dengan Baju Zirah yang nyaris sempurna, ada pula yang hanya bermodalkan tameng, segala terjangan anak panah coba dilalui nya, ratusan tebasan pedang coba ditangkisnya, serbuan tikaman tombak juga coba dihindarinya. Meski memang terkadang luka menyayat dagingnya, berdarah-darah, berpeluh-peluh, bertumpuk-tumpuk sesal, berbanyak-banyak risih dan dengki yang di terimanya. Tetapi jiwa tetap membaja, karena yang memiliki jiwa kesatria tetaplah para Kesatria, tak bermaksud menyaingi Gatot Kaca, tak bermaksud menandingi Panah Arjuna, tak pula ingin adu kekuatan dengan Jaka Tingkir, dan tak ingin menunggu terlalu lama kedatangan Satria Piningit, karena sungguh seluruh Superhero fiktif seperti Captain AmericaThorIron ManSuperman dan Batman tak pantas dibandingkan dengan jiwa-jiwa para Kesatria, Kesatria yang kan menjelang. Lebih dari tampilan sederhana dan kumuh, jiwa mereka Kesatria.

Jiwa Kesatria lebih berharga dari sekedar permata ruby ataupun black diamond, lebih berharga dari mutiara zamrud ataupun emas putih. Tak peduli segagah apapun tampilan luar, akan tetapi ukuran kemuliaan seseorang adalah isi hatinya, pikiran, dan jiwanya. Sebagian besar manusia begitu terpana dengan hal-hal yang nampak, hal-hal yang berwujud, yang bersifat materi, mungkin ini adalah fitrah manusia. Namun jiwa kesatria yang menjelang tetap tenang menjalani kehidupan, kehidupan yang mungkin di dominasi oleh kurang baiknya skala prioritas masyarakat, yang bermain bola, yang berolah raga, di sanjung dengan segala pujian dan dukungan, sementara para kesatria yang berjuang dalam ranah ideologis, tazkiyatun nafs, revolusi mental, kurang mendapat perhatian. Bangunan-bangunan menjulang tinggi, hendak mencapai awan, gedung megah nan mewah menjadi perlombaan. Bukan hendak meningkatkan kualitas dalam diri, tetapi kuantitas yang terus menerus dikejar-kejar. Kesatria yang kan menjelang hadir untuk mengubah pola pikir seperti ini.

Baju zirah yang lengkap dengan persenjataan hanyalah simbol saja, karena hati dan jiwalah penopang Sang Kesatria Pemberani. Pola pikir yang lebih dewasa, Masjid, Pasar, dan Negara adalah tumpuan kebangkitan Umat, kebangkitan Peradaban Umat Manusia. Kesatria juga menyadari bahwa jatuhnya peradaban barat adalah sesuatu yang sedang terjadi saat ini, karena setiap kejayaan dan kejatuhan akan dipergilirkan. Saat ini kita mungkin menyaksikan keberpihakan media kepada Negara-negara Barat, sehingga tercabik-cabik nya umat Islam sepi dari pemberitaan media nasional maupun internasional yang katanya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Seakan-akan Umat Islam tidak berhap terhadap nilai-nilai kemanusiaan tersebut.

Para Kesatria memandang secara objektif, sungguh mereka menginginkan kebaikan. Di depan mata ada 300.000 (Tiga Ratus Ribu) mayat Warga Syria yang terbantai. Ada 12.000.000 (Dua Belas Juta) sisanya yang menjadi pengungsi ke hampir seluruh penjuru dunia. Ada Irak, Mesir, Yaman, Libia, Bangladesh, Pakistan, Myanmar, Afghanistan, bahkan Turki, telah deras bercucuran air mata kaum muslimin, telah tertumpah darah-darah di tanah air kaum muslimin, para kesatria sungguh peduli, doa dan infaq terbaik para kesatria untuk seluruh kaum muslimin yang tengah tertindas di seluruh penjuru dunia. Dan kesatria berpandangan dan bertekad suatu saat sang kesatria lah yang akan menjadi pembebas, sang kesatria lah yang akan berjuang melawan kedzholiman serta kesewenang-wenangan, sungguh langka mencari pikiran visioner semacam ini, karena mereka ini adalah para Kesatria, Kesatria yang kan datang dan menjelang.

Tangan-tangan lugu para kesatria bisa menjadi kepalan perkasa, bila ide menghujam nurani, lalu mengejawantah dalam aksi, inilah mereka para Kesatria. Mata-mata sayu bisa menjadi tatapan nanar nan tajam, disebabkan kebiasaan mereka di 1/3 malam bermesra dengan Rabbnya, carilah mereka para Kesatria. Kaki-kaki kumal tak elok, bisa menjadi derap langkah yang menggentarkan lawan, karena jumlah mereka sedikit di antara umat. Yang sedikit di antara umat adalah yang berhak menjadi pemimpin, itulah Kesatria!! Bahu tak kekar kan tampak kokoh layaknya gunung, tempat bersandar para bidadari dunia, sambutlah para Kesatria!! mereka yang berjiwa Kesatria, kesatria yang kan datang dan menjelang.

Kesatria tak hendak angkuh dan tak pula pesimis, mereka menjaga stabilitas pikiran dan ambisi. Kesatria kan meminta dunia dalam genggaman, namun bukan dalam hati. Jangan sampai kepentinganmu terhadap dunia membuatmu sibuk dan lupa mempersiapkan kehidupan di akhirat nanti. Terlena dan berfoya-foya bukanlah jiwa para kesatria, mengutamakan segala hal yang bersifat sementara bukanlah ciri para Kesatria. Sebagian besar manusia menganggap harta yang berada di tangannya adalah harta yang sangat berguna buat dirinya. Namun tahukah engkau ketika harta tersebut engkau sedekahkan untuk pembangunan Sumber Daya Manusia para pejuang dakwah dan gerakan dakwah, tentunya hal ini akan lebih berarti. Entah berapa banyak pahala yang diganjar padamu dari Allah SWT, tak ada satu pun manusia yang sanggup untuk menghitungnya. Harta yang disedekahkan kepada anak yatim, kepada fakir dan miskin, kepada pondok-pondok pencetak para penghafal Al-Qur’an, tentunya harta akan lebih bernilai, harta akan menjadi mulia, harta akan semakin berkah, tak perlu takut miskin karena Rasul telah menjamin bahwa tak akan miskin orang yang bersedekah. Berlapis-lapis Keberkahan hartamu akan bertumpuk-tumpuk menjadi investasi yang sangat menguntungkan, karena engkau tengah melakukan perniagaan dengan Allah SWT.

Kesatria kan terus berkuda menjelajahi arus, mengarungi zaman, berproses dan bertahap mencipta perubahan namun tak lupa tunduk dan sujud kepada Sang Pemegang raga seluruh Manusia, Sang Pencipta Semesta Makhluk. Inilah para Kesatria, mari berkumpul disini bersama mereka, mencerap Cahaya Allah SWT, Memurni Alunan Tauhid di dalam Hati, di rongga Akal. Bersama para Kesatria, Iman, Ilmu, dan Amal akan terus menerus bertambah, agar Iman Hijrah, dan Jihad bisa optimal dan maksimal, secara totalitas. Sebagaimana perintah langit agar memeluk Agama yang kaffah ini secara totalitas pula, mencelupkan seluruh jiwa dan raga kedalam celupan Allah SWT. Maka Gerakan para Kesatria kan membimbing umat manusia, dari suar cahaya adzan berkumandang, memendarkan cahayaNya, cahaya di atas cahaya.

Carilah mereka para Kesatria, para kesatria ada di sekitarmu, dalam pertemuan halaqah setiap pekan. Ikutilah mereka para Kesatria, sebab sungguh mereka ingin menjadi pelayanmu, pemimpinmu, yang mencintaimu setulus hati, dengan segenap jiwa dan raga, secara total. Tak lekang oleh waktu, dengan semangat membumi dan menggelora, ide-ide mereka lahir dari tanah Mesir, ide yang sangat valid, ide tentang gerakan Islam Moderat dan kontemporer, bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Maka lihatlah dan saksikanlah Para Kesatria menjadi Pewaris Nabi, Penebar Hidayah di seantero bumi. Saksikanlah mereka para Kesatria, bila berada di dekatmu bantulah mereka para kesatria sebab sungguh mereka mencintaimu, berupaya seperti cinta Baginda Nabi kepadamu.

Kesatria kan menjelang, di pelupuk mata, di Rona Merah Fajar, Berderap datang dari Masjid, Beramai-ramai menyebar Pola Pikir. Kesatria kan menjelang, di Langit Shubuh, di tinta dan pena digital, menginginkan kebaikan untukmu, menginginkan kebenaran ada padamu. Kesatria kan menjelang, tulus kepadamu, tak hendak merusak bingkaimu, hanya ingin memuliakan dirimu, di Telaga Al-Kautsar, Harum nan manis. Ya Allah, sungguh telah aku sampaikan tentang Para Kesatria, maka Saksikanlah!! Kesatria kan datang dan menjelang. (dakwatuna.com/hdn)



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2016/07/14/81414/81414/#ixzz4EYcf58mt 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Sabtu, 02 Juli 2016

Ramadhan Bahagia

Ilustrasi. (photos8.com)
dakwatuna.com – Ini Bulan Ramadhan, maka bergembiralah kawan. Begitu anjuran dari Baginda Nabi, engkau berbahagia menyambut Ramadhan, maka tak bisa api neraka menyentuh tubuhmu. Mengapa mesti bergembira? ini adalah momennya, saat hijab langit dibuka, engkau semakin dekat dengan Penciptamu. Tak bahagiakah engkau? Terkadang sebagian besar dari kita mengukur kebahagiaan hanya dari hal-hal yang bersifat material, tak mencoba melihatnya dari kacamata Iman. Sebab memang untuk dapat melihatnya dari kacamata Iman, engkau perlu memahaminya terlebih dahulu. Maka Imam Syahid Hasan Al-Banna menempatkan Rukun Al-Fahmu pada urutan pertama dalam 10 (sepuluh) arkanul bai’ah, yang berarti pemahaman mendapat tempat yang paling utama dan pertama sebelum rukun yang lain.

Ini adalah saatnya, saat lambung kau jauhkan dari yang halal, demi mengharap ridha-Nya. Tak bahagiakah engkau? Berbahagialah wahai saudara-saudariku, karena berbahagia tak bisa di ukur dengan banyaknya mobil Bentley atau Mercedes Benz yang kau miliki. Karena bahagia tak di ukur dari seberapa banyak motor Harley Davidson milikmu, atau seberapa banyak Villa, bahkan semelimpah ruahnya harta yang kau miliki. Berapa banyak orang-orang yang kita saksikan tampak bahagia, atau mungkin berpura-pura bahagia dengan berlimpahnya harta benda yang ia miliki, namun sebenarnya ia sedang mengalami kekosongan jiwa, harta telah memperdayanya, rasa was-was bila hartanya dicuri membuat hatinya tak tenang sepanjang malam. Maka engkau harus mulai berusaha memahami ukuran kebahagiaan yang sesungguhnya, di momentum Bulan Ramadhan ini.

Ini adalah waktunya, dosa-dosa berguguran, selangit doa di dengarkan, segenap jiwa raga tunduk beribadah pada-Nya. Tak bahagiakah engkau? Allah SWT berkenan turun ke langit bumi lalu mengijabah doa-doamu. Engkau yang bangkit di saat sebagian besar orang tertidur pulas, engkau bangkit untuk mendirikan Shalat, lalu berharap dosa-dosamu di ampuni. Sungguh keberkahan dari Allah akan tercurah padamu, di Bulan yang penuh berkah lalu mendirikan Shalat malam, untuk mengharap ridha-Nya. Tak ada sesuatu pun yang lebih baik di dunia ini bila di bandingkan dengan ridha Allah SWT. maka Bahagialah, kata Baginda Nabi, Bahagiamu kan berbalas haramnya Api Neraka menyentuh kulitmu.

Sungguh engkau sangat pantas untuk berbahagia, sebab ukuran bahagia bukan sekedar soal materi. Bahagia mengabdi pada-Nya juga adalah Bahagia yang melangit, bahagia yang tak terhingga, bahagia yang tak terukur, bahagia yang paripurna, melebihi semua kebahagiaan yang ada di dunia ini. Begitulah orang-orang beriman menilai kebahagiaannya, baginya Ridho Rabbnya adalah bahagia di atas bahagia. Hingga perihnya setiap luka yang kau dapatkan di dunia, setiap goresan yang kau cerna dengan segenap rasa, kan hilang dengan setetes Kebahagiaan di Akhirat nanti, engkau lebih mengharap balasan dari Allah SWT semata.

Maka Taqwa, derajat tertinggi yang ingin di capai oleh orang-orang yang beriman, adalah kebahagiaan sejati yang ingin engkau capai. Tetapi, yang mesti engkau pahami, semua hal perlu kau perjuangkan, karena hanya sang pejuanglah yang berhak mendapat balasan dari Allah SWT. Maka belajarlah dan terus belajar, sebab taqwa butuh perjuangan, untuk mengetahuinya, untuk memahami ilmunya, semuanya butuh proses, dengan memaklumi setiap penahapan. Karena hidayah adalah milik Allah SWT, maka hargai setiap proses dan penahapan menuju kebahagiaan yang hakiki, menuju derajat keimanan yang tertinggi, yaitu Taqwa. Butuh perjuangan dan pengorbanan secara total, maka dirimu diminta untuk total, secara totalitas mengabdi pada-Nya.

Allah akan memberikan bagi mereka yang bertaqwa, Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, maka nikmat Tuhan Kamu manakah yang Kamu dustakan? Ini adalah janji Allah SWT bagi mereka yang teguh dengan janji mereka, terus-menerus memperbaiki diri, dan terus berjuang, berjuang dengan jiwa dan raga, berjuang dengan harta dan kemampuan, berjuang dengan sungguh-sungguh, melakukan perniagaan yang tak akan pernah rugi, karena sedang melakukan perniagaan dengan Allah SWT. Maka inilah saat yang tepat untuk berubah, di Bulan yang penuh Berkah ini Allah SWT masih memberikan umur panjang pada dirimu, agar engkau memaknai setiap umur hanya untuk beribadah dan mengabdi pada-Nya.

Allah Maha Baik, setiap satuan waktu Allah SWT memberikanmu peluang untuk beramal, bukan hanya beramal, tetapi melakukan program akselerasi ketaatan. Agar setiap amalan berlipat ganda ganjaran pahalanya, pahala dari Allah SWT. Dalam satuan hari Allah SWT memberikanmu waktu dari tengah malam sampai menjelang Subuh sebagai waktu yang penuh berkah bila engkau mendirikan shalat malam dan memohon ampun pada-Nya, bahkan Allah SWT mengijabah doa-doamu. Dalam satuan pekan Allah SWT menyediakan sayyidul ayyam pada setiap insan manusia, yaitu hari Jumat dengan segala keutamaannya. Dalam satuan Bulan Allah SWT juga menyediakan Bulan Ramadhan, Bulan yang penuh keberkahan, Bulan yang dinanti-nanti oleh para ‘Ulama dan orang-orang shalih 6 (enam) Bulan sebelumnya. Bulan yang tepat untuk melakukan quantum jump, untuk melakukan perubahan yang besar dalam diri-diri picik nan hina ini, yang selalu mengharap sanjungan dan pujian dari manusia, selalu mengharap jabatan, kedudukan, dan harta yang berlimpah, memang butuh waktu untuk mengubah pola pikir yang masih cenderung pada keduniaan, karena setiap harinya kita dihadapkan pada dominasi nilai-nilai jahiliyah di atas nilai-nilai Ilahiyah.

Ramadhan adalah momen yang tepatmu untuk berbahagia, di mulai dengan mengubah persepsimu akan kebahagiaan itu sendiri. memang tidak mudah, mengingat engkau dan aku juga adalah manusia biasa. Manusia yang masih terus berproses, yang cenderung sombong dan angkuh atas apa yang dimiliki, padahal pada hakikatnya segala apa yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah SWT. Manusia yang masih terpaku pada konsep manusia modern ala Barat, seakan-akan Peradaban Barat adalah sesuatu yang sangat keren dan harus terus di ikuti. Konsep manusia modern yang kata seorang tokoh Komunis bahwa “Agama adalah candu”, sehingga menghilangkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dan akan kita saksikan kejatuhan semua ideologi di muka bumi ini, sebuah kehancuran yang masih coba ditutup-tutupi. Kehancuran peradaban yang tak akan sanggup menyamai Agama Islam, Agama yang bukan sekedar menjadi ideologi, bukan sekedar menjadi sistem hidup, bukan sekedar menjadi sistem sosial dan perekonomian, bukan sekedar menjadi perekat persaudaraan, tetapi lebih tinggi dari semua itu, sebab Agama ini adalah Agama yang di Ridhoi oleh Allah Yang Maha Tinggi. Bahkan Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan:

“Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh aspek kehidupan. Karena itu, Islam adalah negara dan tanah air atau pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan atau kasih sayang dan keadilan, wawasan dan undang-undang atau ilmu pengetahuan dan peradilan, materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan kekayaan, serta jihad dan dakwah atau pasukan dan pemikiran. Sebagaimana juga Islam adalah akidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih.”

Ramadhan menjadi momen yang tepat bagi dirimu untuk menghijrahkan segala cintamu kepada makhluk dan bahagia semu kepada cinta Allah dan Rasul-Nya. Maka berbahagialah engkau wahai orang-orang yang memanfaatkan Ramadhannya secara optimal. Tidak melewatkan setiap momennya dengan kesia-siaan. Bahkan melalui Ramadhan mampu mengubah persepsi bahagia yang dulu hanya berorientasi pada hal-hal yang bersifat materi menjadi bahagia yang hakiki, yaitu bahagia mengabdi pada-Nya. Berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah, mengabdi pada-Nya juga adalah sebentuk kebahagiaan, berdakwah kepada manusia, menyeru pada kebaikan dan kebenaran juga adalah kebahagiaan. Mencegah hal-hal yang zhalim dan mungkar juga adalah sebentuk kebahagiaan, berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan juga adalah kebahagiaan. Dan ridha Allah adalah kebahagiaan yang paling tinggi, memuncak mencapai Arsy-Nya, meninggi hingga menggapai ridha-Nya. (dakwatuna.com/hdn)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2016/06/29/81143/ramadhan-bahagia/#ixzz4DEZuPe91 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook