Senin, 26 November 2012

Kontroversi Film The Innocence Of Muslims


The Innocence of Muslims, judul film yang belum lama ini beredar di situs youtube. Film yang konon US$ 5 Juta  dan berasal dari 100 orang donator yahudi tersebut, secara tegas  menghina pribadi Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam. “Bagaimana sikap kita, apakah harus mengebom, berperang, atau bagaimana?” itulah potongan artikel yang saya ambil dari kompasiana dari seseorang  yang berkomentar mengenai masalah film kontroversial ini.  Pemerintah Amerika Serikat mengkritik pembuat film menghina Nabi Muhammad SAW amatir yang telah memicu aksi protes anti-AS dan memerintahkan FBI mengejar pembuat film tersebut.

“Tapi seperti yang saya katakan kemarin, tidak ada pembenaran sama sekali untuk menanggapi film tersebut dengan kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah. Kami sangat menghargai muslim di AS dan di seluruh dunia..”  kata Hillary, dikutip CNN. Ya! Itulah komentar dari perdana menteri Amerika Serikat yang mungkin saja tidak tahu atau pura-pura tidak tahu atas kebebasan yang menurut saya tak terkendali di Negara mereka, kebebasan beropini melalui film. Terlepas dari pemahaman saya bahwa film juga merupakan media untuk mentransfer ideologi. Tergantung ideologi para pembuat film atau tepatnya pemegang saham dominan dalam pembuatan film tersebut. Seperti sinetron-sinetron di Indonesia yang sukses mentransfer ideologi “Punjabi Bersaudara” karena mereka-lah yang dominan memegang kuasa wacana sinetron di Indonesia.  Tapi bukan itu substansi yang ingin penulis bahas disini.

Berbicara mengenai Media, beberapa hari yang lalu penulis mengikuti salah satu even Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF-RI) yang bekerjasama  dengan UNTAD bertempat di Hotel Santika Palu. Bentuk even-nya adalah Focuss Group Discussion ((FGD) dengan topik “Membangun Karakter Bangsa Melalui Sensor Film”. Begitu banyak pengetahuan yang penulis dapatkan di acara ini terkait dinamika sensor film di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, pada bagian pedoman penyensoran dari segi keagamaan maka film the innocence of muslims telah melanggar poin c. pada poin c tersebut, pihak LSF-RI berhak menyensor bahkan menolak disiarkan apabila tayangan mengandung penghinaan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Indonesia yang dalam konstitusinya mengakui keberadaan lima agama saja secara tegas menolak adanya film yang mengandung penghinaan terhadap agama, apalagi Islam yang sangat jelas dengan konsep Rahmatan lil’aalamin. Maka dalam hal ini tugas dan wewenang LSF-RI juga dapat ditingkatkan agar bisa melakukan penyaringan bukan hanya terbatas pada Televisi dan bioskop saja, sosial media bahkan dunia maya pun patut menjadi tanggungjawab LSF-RI bersama-sama pemerintah dan masyarakat.

Penulis akan coba membahas dan sedikit mengarahkan tentang bagaimana seharusnya mengambil sikap terhadap film the innocence of muslims berdasarkan konsep Islam yang syamil (Universal) dan koprehensif. Substansi dari film tersebut, seperti kita ketahui bersama mengandung  penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Padahal Allah SWT telah menyempurnakan Akhlaq beliau dengan budi pekerti yang luhur, bahkan mengawal perjalanan hidup beliau  sebagai suri teladan terbaik yang pernah ada. Allah SWT berfirman :

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.”  (Q.S.Al-Qalam : 4).

Bagaimana cara Allah menjaga akhlaq Muhammad ? tentunya untuk membentuk akhlaq sempurna seperti Muhammad melalui sebuah proses. Allah SWT menjaganya sejak kecil. Muhammad yang senantiasa berlaku jujur sejak  ia kecil. Seperti yang sering kita dengarkan Muhammad bergelar Al-Amin  sejak usia muda. Rasulullah SAW telah merasakan manisnya “Celupan warna Ilahi”. Begitulah Ustadz Salim.A Fillah menyebutnya.  Dan izinkan pula penulis dan anda menyebutnya seperti itu. Sangat kontradiktif dengan apa yang digambarkan dalam film the innocence of muslims tentang Muhammad SAW.

Anda marah? Ya, penulispun merasakan hal yang demikian ketika menyaksikan trailer film the innocence of muslims walaupun baru semenit lebih sekian detik. Sebelum masuk di bagian “Bagaimana Bersikap”, penulis ingin sedikit berbagi tentang celupan warna ilahi. Celupan warna ilahi yang menjaga kemuliaan dan kemaksuman Muhammad SAW. Dengan begitu indah Ustadz Salim.A Fillah menjelaskan tentang celupan warna ilahi.

Bila suatu ketika kau berkesempatan menatap pelangi, nikmatilah dengan rasa syukur penuh. Matahari telah menyediakan warna-warni itu sejak lama, setiap saat. Tetapi hujanlah yang memperlihatkannya pada kita. Terbayangkah kau jika sebuah planet bening tiba-tiba hadir di antara surya dan buana, maka sang mentari akan menunjukkan wajah warna warni? Tetapi tidak. Yang indah justru pelangi itu. Dengan segala suasana yang mengetengahi batin kita. Kerja-kerja alam yang diatur Sang Maha Pencipta terasa begitu menakjubkan.

“Celupan warna Allah, dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah? Dan hanya kepadaNyalah kami menyembah.”  (Q.S.Al-Baqarah : 138).

Di akhir tulisan ini, penulis sekali lagi akan berbagi tentang bagaimana seharusnya bersikap. Pendustaan terhadap sifat-sifat Muhammad SAW dalam film the innocence of muslims hendaknya kita sikapi dengan bijak. Emosi boleh saja, namun dibarengi dengan semangat tauhid, keadilan, dan kebijaksanaan. Allah SWT Berfirman :

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) (sebagai) umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.”  (Q.S.Al-Baqarah : 143).

Marah adalah fitrah manusia dan wajar bila sebagai muslim. Yang sama sekali tidak merasakan marah barang sedikit perlu dipertanyakan keimanannya. Mari kita salurkan emosi-emosi kita yang lahir dari penghinaan terhadap Muhammad SAW dengan hal-hal yang positif. Yang mau turun aksi, silahkan turun aksi, turun ke jalan, berorasi, berdemokrasi sebagaimana pemahaman anda akan demokrasi. Dengan batasan-batasan tentunya, tidak dengan anarkis. Yang punya gagasan dan ide-ide besar, silahkan tuangkan emosi anda dengan tulisan yang konstruktif dan manfaatkan seluruh media yang ada agar tulisan ada bisa ter-posting.  Bangsa dan umat ini perlu orang untuk memapahnya agar bangkit, penulis percaya orang-orang yang sempat marah karena penghinaan terhadap panutan terbaiknya akan semakin berbenah, berhenti meneriakkan bangkit bila tak di iringi dengan action. Tunjukkan keresahan dan kemarahan anda dengan karya nyata dan prestasi. Talk less, action more!

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Posting Komentar