Penerjemah:
Abu ANaS
_______
Segala puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang mendukungnya, setelahnya ..
Pada tanggal 11 September 2011 muncul dalam memori kita peristiwa yang terjadi 10 tahun yang lalu, yaitu peristiwa yang mengubah wajah dunia, peristiwa ini muncul bersamaan dengan datang sayap ekstrimis, yang disebut “neo-konservatif” yang memegang tampuk kekuasaan di Amerika, selang beberapa bulan saat Bush Junior memegang kekuasaan terjadinya peristiwa ini.
Karena ekstrem kanan saat itu benar-benar tenggelam dalam menyusun rencana yang memungkinkan Amerika dapat memaksakan kehendaknya tantang hegemoninya atas dunia secara menyeluruh di sepanjang abad kedua puluh ini; mereka bersikeras bahwa ini adalah murni “abad Amerika” .. Maka dirancanglah peristiwa September untuk memberikan kesempatan emas dalam meluncurkan mesin militer tanpa batas, sehingga dapat memperketat kontrol AS atas dunia di bawah kedok (perang melawan terorisme), dan dunia Islam adalah target dari perang ini.
Pandangan Barat terhadap dunia Islam berada pada dua teori utama:
Teori pertama”Benturan Peradaban”, yang diadopsi oleh Bush secara pribadi, dan menjadi sandaran Bush dalam melakukan serangan terhadap dunia Islam,
Teori lainnya adalah “Berakhirnya Sejarah”; dua teori telah menjadi fameo bahwa Islam adalah ancaman terbesar dan satu-satunya yang sedang dihadapi umat manusia sekarang ini, oleh karena itu, mereka menghasut untuk melakukan serangan terhadap dunia Islam, dan menghancurkannya sebelum datangnya bahaya ini.
Munculnya ide poros kejahatan dan tuduhan atas negara-negara tertentu seperti Irak dan Afghanistan, sebagai negara-negara pembangkang, dan tuduhan “Al-Qaeda”; sebagai kelompok penjahat pertama yang menjadi fokus Amerika alamd memulai konfrontasi dan pendudukan di Afghanistan, lalu setelah Irak, sehingga menjadikan Amerika leluasa melakukan kejahatan militer terbesar dan pelanggaran moral dalam hak asasi manusia seperti di penjara “ Guantanamo “dan” Abu Ghraib “, dan di penjara bergerak dan pesawat di seluruh dunia, yang mana para tahanan dipindahkan ke dalamnya dan setelah itu para antek dari pemimpin diktator melakukan penyiksaan dan pembunuhan untuk mewakili Amerika.
Jika pemerintah Amerika yang selalu memperingati peristiwa September, dan menghitung banyaknya kerugian manusia dan material, lalu menyebutkannya secara statistik dan angka, bagaimana dengan yang terjadi dari bencana Palestina yang disebabkan oleh Amerika; kehancuran, pemusnahan dan kerugian yang disebabkan oleh kebiadaban pendudukan Zionis atas Palestina; bahkan hingga lebih dari ratusan kali yang dilakukan oleh mitranya dibanding kehancuran Menara Kembar di New York – walaupun kami tetap menolak peristiwa yang terjadi dengan sebenarnya – dan jika ditambahkan dengan adanya ratusan ribu manusia yang tewas dan terluka, mengungsi dan diasingkan dari tanah air mereka, serta fakta, yaitu bahwa rakyat Palestina menjadi warga tanpa kewarganegaraan dan tidak ada keamanan, tidak ada kedamaian, dan tidak ada kebebasan; itu semua menjadi bencana di bumi Palestina sepanjang sejarah ini.
Kami menuntut agar pemerintah Amerika pada saat peringatan peristiwa September ini untuk mengakui bahwa ada penjajahan Zionisme, ada perampasan tanah di bumi Palestina, yang disebut dengan “pendudukan”, ada usaha yahudisasi terhadap Al-Quds dan Tepi Barat, ada usaha penghancuran dan pembongkaran secara sewenang-wenang atas rumah-rumah warga Palestina, mengusir pemiliknya yang sah setelah melakukan penyitaan identitas mereka; Jika Amerika benar-benar peduli dengan pemberantasan terorisme, maka mereka harus mencari motif dan penyebabnya; bahwa tidak diragukan lagi peristiwa ini terjadi karana adanya kondisi yang melekat akan adanya penindasan dan arogansi atas masyarakat dan bersikap standar ganda pada keputusan tertentu, yaitu kondisi yang berakar atas musibah yang terjadi di bumi Palestina.
Namun kehendak Allah pasti terjadi, sebelum terjadi peringatan kesepuluh peristiwa 11 September, terjadi revolusi dan intifadhah Arab melawan kezhaliman, tirani, kediktatoran, korupsi dan keji, revolusi yang berhasil menggulingkan para tiran terkuat di wilayah yang telah diasumsikan sebagai tempat terbesar “perang” terhadap terorisme; sehingga dengan peristiwa membuat kering sumber-sumbernya, yang mana sebelumnya mereka terus menyerang Islam, mengepungnya, dan ikut mengambil bagian dalam menyerang Irak, Afghanistan dan pengepungan Gaza, mereka adalah “Ben Ali” di Tunisia, “Khadafi” gembong teroris di Libya, dan “harta karun strategis” Zionis di Mesir.
Ironisnya adalah bahwa klaim pemerintah Amerika dengan kebijakan dan demokrasi yang dipaksakan serta pembelaannya atas hak asasi manusia mampu mengendapkan revolusi Arab; Ini adalah kebohongan terbesar, padahal revolusi Arab adalah untuk melawan serangan Zionis – Amerika Serikat dalam menghadapi kebohongan dari penguasa diktator terhadapnya, paling tidak, apa yang kita lihat dari kepanikan dan ketakutan yang mencengkeram Zionis setelah terjadi revolusi rakyat di Mesir melawan mereka, dan pergeseran dalam hubungan strategis antara Mesir dan Turki, yang puncaknya adalah ketika Erdogan melakukan kunjungan ke Kairo untuk membentuk fokus baru dalam menghadapi rencana Zionis.
Ini adalah hikmah Allah yang begitu besar bahwa setiap kezhaliman pasti ada akhirnya, dan jika sekarang kita menyaksikan akhir dari para tiran di seluruh dunia Arab, maka dalam waktu dekat kita menyaksikan keruntuhan hegemoni Amerika dan peradaban Barat, dan kini kita telah mendengar suara-suara yang bergema dari sana, yang memberikan peringatan akan buruknya tempat kembali umat manusia yang terjerumus dalam budaya yang tanpa iman, tidak mendapatkan keuntungan apapun dalam diri mereka kecuali kecemasan, kekhawatiran dan penyakit mental hingga pada tingkat bunuh diri yang terus meningkat, meskipun kesejahteraan materi dan kebebasan syahwat yang tidak terkendali dan tanpa nilai telah merajalela.
Ini menjadi jelas dan nyata untuk semua pihak yang mempunyai hati dan kesadaran bahwa keselamatan umat manusia adalah ketika mengikuti manhaj Islam, sistem dann nilai-nilainya meskipun ada upaya yang terus menerus dan tak kenal lelah untuk mendistorsinya dan memberikan pencitraan yang buruk, namun semuanya berakhir dalam kegagalan yang hina. Ini semua menjadi jelas bagi semua pihak bahwa keselamatan umat manusia, bagaimanapun kondisinya adalah dengan mengikuti ajaran Islam di semua sisi dan lini, karena di dalamnya terdapat keselamatan dan kebebasan. .
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ
“Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah”. (Al-Baqarah:138)
Jika “Kaum pembangkang pertama” telah jatuh dengan cepatnya maka tentunya “Pembangkang Kedua” akan lebih cepat jatuhnya seperti halnya kaum pembangkang yang pertama .. itulah sunnatullah yang tidak akan pernah berubah dan berganti
فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا
“Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu”. (Fathir:43)
Inilah janji Allah yang tidak akan pernah dilanggar oleh-Nya dan begitu pula dengan ancaman-Nya, tidak akan berubah firman-Nya, dan Maha benar Allah SWT saat berfirman:وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha mengetahui”. (Al-An’am:115)
Shalawat dan salam atas nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
Allah Akbar walillahilhamdu
0 komentar:
Posting Komentar