Etika Bisnis
Etika merupakan
standar yang digunakan oleh seseorang dalam bertingkah laku dan berdasarkan
konsep benar dan salah. Dalam kaitannya dengan bisnis, etika menjawab
pertanyaan bagaimana para manajer memutuskan apa yang benar untuk mereka
lakukan dan upaya yang dilakukan untuk mencapainya. Etika berkaitan dengan
standar yang digunakan seseorang dalam membuat pilihan dan dalam
mengarahkan perilakunya diberbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai
benar dan salah.
Isu Etika Dalam Bisnis
Berbagai
isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam 4 area, yaitu:
- Kesetaraan
- Hak
- Kejujuran
- Penggunaan kekuasaan perusahaan
Berikut disajikan
tabel :
KESETARAAN
|
- Gaji Eksekutif
- Nilai Yang Dapat Dibandingkan
- Penetapan Harga Produk
|
HAK
|
- Proses Penilaian Perusahaan
- Pemeriksaan Kesejahteraan Karyawan
- Privasi Karyawan
- Pelecehan Seksual
- Keanekaragaman
- Peluang Kerja Yang Setara
- Pemberitahuan
Mengenai Adanya
Kecurangan (Whistle-Blowing)
|
KEJUJURAN
|
-
Konflik Kepentingan Pihak
Manajemen Dan Karyawan
-
Keamanan Data Dan Catatan
Perusahaan
-
Iklan Yang Menyesatkan
-
Praktek Bisnis Yang Meragukan
di Negara Asing
-
Laporan yang Akurat Atas
Kepentingan Pemegang Saham
|
PENGGUNAAN KEKUASAAN PERUSAHAAN
|
- Komite Aksi Politik
- Keamanan Ditempat Kerja
- Keamanan Produk
- Isu Lingkungan
- Divestasi Kepentingan
- Kontribusi Politik Perusahaan
|
Bagaimana
Perusahaan Menangani Isu Mengenai Etika
Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar
dari pihak manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik
tertulis yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajeman, program untuk
mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor
ketaatan.
Etika Komputer
Etika komputer adalah
analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta berbagai
simulasi dan justifiksi kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi
semacam itu secara beretika. Bynum mendefiniskan tiga tingkat etika komputer,
Yaitu:
1.
Pop
Hanyalah
eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam media popular
mengenai damapk baik dan buruk dari teknologi komputer
2.
Para
Melibatkan
perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika komputer dan membutuhkan
tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.
3.
Teoritis
Merupakan
perhatian berbagai peneliti multi disiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai
teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan tujuan
untuk menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.
Definisi
Penipuan (Fraud)
IIA
menyatakan definisi fraud dalam kerangka praktik profesional sebagai berikut:
“Setiap tindakan ilegal ditandai dengan penipuan,
penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan”.
Penipuan pelaporan keuangan yang dapat dicapai
sebagai berikut:
Manipulasi,
pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung dari laporan
keuangan yang disusun.
Keliru
dalam, atau kelalaian yang disengaja dari, laporan keuangan peristiwa,
transaksi, atau informasi penting lainnya.
Kesalahan
yang disengaja dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Penipuan Dan Akuntan
Penipuan adalah
istilah yang telah lazim dalam media massa keuangan saat ini, namun masih ada
kesimpangsiuran mengenai istilah ini. Untuk itu, penting untuk dimengerti arti
dari penipuan. Penipuan merujuk pada penyajian fakta yang salah oleh satu pihak
kepada pihak yang lainnya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan
membohongi dan agar pihak lain tersebut meyakini fakta tersebut meskipun
merugikan. Berdasarkan hukum perdata, suatu tindakan disebut sebagai penipuan
jika:
1.
Penyajian
yang salah; ada pernyataan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya atau ada
fakta yang tidak diungkapkan
2.
Fakta
material; fakta merupakan hal penting yang mendorong seseorang dalam bertindak
3.
Niat;
ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa fakta yang disajikan adalah salah
tapi tidak mengungkapkannya
4.
Keyakinan
yang dapat dijustifikasi; fakta yang disajikan dengan salah tersebut adalah
faktor yang penting tempat pihak yang dirugikan bergantung
5.
Kerusakan
atau kerugian; kecurangan tersebut menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi
korban.
Auditor biasanya
menghadapi dua bentuk penipuan, yakni:
1.
Penipuan
oleh karyawan. Biasanya didesain untuk secara langsung mengkonversi
kas atau aktiva lainnya demi keuntungan karyawan. Penipuan ini biasanya
melibatkan tiga tahap, yakni (1) mencuri sesuatu yang berharga, (2)
mengkonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang dapat digunakan, dan (3)
menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi
2.
Penipuan
oleh pihak manajemen. Penipuan ini tidak
secara langsung melibatkan pencurian aktiva. Pihak manajemen puncak dapat
melakukan aktivitas penipuan untuk mendapatkan harga saham yang lebih tinggi.
Faktor yang membentuk penipuan
1.
Tekanan keadaan
2.
Kesempatan
3.
Karakteristik Pribadi
Kerugian Keuangan
Akibat Penipuan
Biaya sesungguhnya
dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan, seperti:
1.
Tidak
semua penipuan terdeteksi
2.
Dari
semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan
3.
Dalam
banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap
4.
informasi
tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
5.
sering
kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau
pengadilan terhadap pelaku penipuan.
Pelaku
Penipuan
Sejumlah faktor yang
mencirikan pelaku penipuan, termasuk posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan
pihak lainnya, gender, umur, serta pendidikan.
1.
Gender, walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih
banyak pria daripada wanita yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan,
hingga memberikan pria akses yang lebih besar kepada aktiva
2.
Posisi. Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi
memiliki akses terbesar atas dana dan aktiva perusahaan
3.
Umur. Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi
yang lebih tinggi tingkatnya dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar
ke aktiva perusahaan
4.
Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih
tinggi menempati posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya
memiliki akses lebih besar atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya
5.
Kolusi. Salah satu alasan untuk memisahkan kewajiban
pekerjaan adalah untuk menghindari adanya peluang yang dibutuhkan oleh pelaku
untuk melakukan penipuan. Ketika orang-orang dalam posisi yang penting
berkolusi, mereka menciptakan peluan untuk mengendalikan atau mendapatkan akses
ke berbagai aktiva, yang tidak mungkin terjadi jika tidak berkolusi.
Skema Penipuan
Laporan Tipuan
Laporan tipuan
dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika penipuan melibatkan
beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi skema
penipuan ini, maka laporan tersebut harus memberikan manfaat secara langsung
atau tidak langsung bagi pelakunya. Misalnya, jika perusahaan menyatakan
kewajiban terlalu rendah untuk menyajikan gambaran keuangan yang lebih baik
atas perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham.
Contoh paling nyata
yang dapat kita lihat dari penipuan di atas adalah bangkrutnya perusahaan
‘Enron’. Hal itu terjadi karena ada beberapa masalah, diantaranya kurangnya
independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut dan
praktik akuntansi yang salah diterapkan. Enron banyak sekali menggunakan
entitas bertujuan khusus untuk menyembunyikan kewajiban melalui akuntansi di
luar neraca.
Karena hal itulah,
maka pada tahun 2002 kongres merumuskan hukum dan presiden Bush mengesahkan
Undang-Undang Sarbanes-Oxley. Perubahn utama yang dibuat berkaitan dengan (1)
pembuatan komite audit, (2) independensi auditor, (3) tata kelola perusahaan
dan tanggung jawab perusahaan, (4) keharusan untuk pengungkapan, dan (5)
penalti untuk penipuan dan berbagai pelanggaran lainnya.
Konsep Dan Prosedur
Pengendalian Internal
Pembuatan dan
pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak
manajemen yang penting. Hal yang mendasar bagi pihak manajemen dalam
menyediakan informasi adalah memberikan jaminan yang wajar bahwa perusahaan
dikendalikan dengan baik. Para akuntan adalah partisipan utama dalam memastikan
kecukupun pengendalian.
Konsep pengendalian
internal
Pengendalian internal adalah
rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset,
memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi
jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah
ditetapkan. Sistem pengendalian internal terdiri
atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan
untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:
1.
Menjaga
aktiva perusahaan.
2.
Memastikan
akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3.
Mendorong
efisiensi dalam operasional perusahaan.
4.
Mengukur
kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak
manajemen.
Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem
pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan
menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
- Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif .
- Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi.
- Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.
- Pengendalian Input, proses, dan output .
Pengendalian terdiri dari
faktor-faktor berikut ini :
- Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
- Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
- Struktur organisasional
- Badan audit dewan komisaris
- Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
- Pengaruh-pengaruh eksternal
Kode istilah etika sebagai
standar yang cukup untuk mencegah kesalahan dan untuk mengembangkan:
Jujur dan perilaku etis.
Kendali, adil, akurat, tepat
waktu, dan pengungkapan dalam sebuah laporan yang bisa dipahami dan komunikasi
publik.
Kepatuhan terhadap hukum
pemerintah yang berlaku, regulasi dan peraturan.
Minta pelaporan internal
mengenai pelanggaran kode.
Akuntabilitas untuk kepatuhan
terhadap kode.
Komponen Pengendalian Internal
Pengendalian Internal
dirancang dan implementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa
sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi. Lima komponen pengendalian internal :
1. Lingkungan Kendali
2. Penilaian Resiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5.
Pengawasan
0 komentar:
Posting Komentar