Kamis, 25 Juli 2013

Etika, Penipuan, dan Pengendalian Internal



Etika Bisnis
Etika  merupakan standar yang digunakan oleh seseorang dalam bertingkah laku dan berdasarkan konsep benar dan salah. Dalam kaitannya dengan bisnis, etika menjawab pertanyaan bagaimana para manajer memutuskan apa yang benar untuk mereka lakukan dan upaya yang dilakukan untuk mencapainya. Etika berkaitan dengan  standar yang digunakan seseorang dalam membuat pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya diberbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar dan salah.
Isu Etika Dalam Bisnis
Berbagai isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam 4 area, yaitu:
    1. Kesetaraan
    2. Hak
    3. Kejujuran
    4. Penggunaan kekuasaan perusahaan
Berikut disajikan tabel :
KESETARAAN
- Gaji Eksekutif
- Nilai Yang Dapat Dibandingkan
- Penetapan Harga Produk
HAK
- Proses Penilaian Perusahaan
- Pemeriksaan Kesejahteraan Karyawan
- Privasi Karyawan
- Pelecehan Seksual
- Keanekaragaman
- Peluang Kerja Yang Setara
- Pemberitahuan Mengenai Adanya
  Kecurangan (Whistle-Blowing)
KEJUJURAN
-       Konflik Kepentingan Pihak Manajemen Dan Karyawan
-       Keamanan Data Dan Catatan Perusahaan
-        Iklan Yang Menyesatkan
-       Praktek Bisnis Yang Meragukan di Negara Asing
-       Laporan yang Akurat Atas Kepentingan Pemegang Saham
PENGGUNAAN KEKUASAAN PERUSAHAAN
- Komite Aksi Politik
- Keamanan Ditempat Kerja
- Keamanan Produk
- Isu Lingkungan
- Divestasi Kepentingan
- Kontribusi Politik Perusahaan

Bagaimana Perusahaan Menangani Isu Mengenai Etika
Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajeman, program untuk mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.

Etika Komputer
Etika komputer adalah analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta berbagai simulasi dan justifiksi kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika. Bynum mendefiniskan tiga tingkat etika komputer, Yaitu:
1.      Pop
Hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam media popular mengenai damapk baik dan buruk dari teknologi komputer
2.      Para
Melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika komputer dan membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.


3.      Teoritis
Merupakan perhatian berbagai peneliti multi disiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan tujuan untuk menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.

Definisi Penipuan (Fraud)
IIA menyatakan definisi fraud dalam kerangka praktik profesional sebagai berikut:

Setiap tindakan ilegal ditandai dengan penipuan, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan”.

Penipuan pelaporan keuangan yang dapat dicapai sebagai berikut:
  Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung dari laporan keuangan yang disusun.
  Keliru dalam, atau kelalaian yang disengaja dari, laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi penting lainnya.
  Kesalahan yang disengaja dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Penipuan Dan Akuntan
Penipuan adalah istilah yang telah lazim dalam media massa keuangan saat ini, namun masih ada kesimpangsiuran mengenai istilah ini. Untuk itu, penting untuk dimengerti arti dari penipuan. Penipuan merujuk pada penyajian fakta yang salah oleh satu pihak kepada pihak yang lainnya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan membohongi dan agar pihak lain tersebut meyakini fakta tersebut meskipun merugikan. Berdasarkan hukum perdata, suatu tindakan disebut sebagai penipuan jika:
1.      Penyajian yang salah; ada pernyataan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya atau ada fakta yang tidak diungkapkan
2.      Fakta material; fakta merupakan hal penting yang mendorong seseorang dalam bertindak
3.      Niat; ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa fakta yang disajikan adalah salah tapi tidak mengungkapkannya
4.      Keyakinan yang dapat dijustifikasi; fakta yang disajikan dengan salah tersebut adalah faktor yang penting tempat pihak yang dirugikan bergantung
5.      Kerusakan atau kerugian; kecurangan tersebut menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi korban.

Auditor biasanya menghadapi dua bentuk penipuan, yakni:
1.      Penipuan oleh karyawan. Biasanya didesain untuk secara langsung mengkonversi kas atau aktiva lainnya demi keuntungan karyawan. Penipuan ini biasanya melibatkan tiga tahap, yakni (1) mencuri sesuatu yang berharga, (2) mengkonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang dapat digunakan, dan (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi
2.      Penipuan oleh pihak manajemen. Penipuan ini tidak secara langsung melibatkan pencurian aktiva. Pihak manajemen puncak dapat melakukan aktivitas penipuan untuk mendapatkan harga saham yang lebih tinggi.

 Faktor yang membentuk penipuan
1.      Tekanan keadaan 
2.      Kesempatan 
3.      Karakteristik Pribadi
Kerugian Keuangan Akibat Penipuan
Biaya sesungguhnya dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan, seperti:
1.      Tidak semua penipuan terdeteksi
2.      Dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan
3.      Dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap
4.      informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
5.      sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.

Pelaku Penipuan
Sejumlah faktor yang mencirikan pelaku penipuan, termasuk posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan pihak lainnya, gender, umur, serta pendidikan.
1.      Gender, walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih banyak pria daripada wanita yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan pria akses yang lebih besar kepada aktiva
2.      Posisi. Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses terbesar atas dana dan aktiva perusahaan
3.      Umur. Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva perusahaan
4.      Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses lebih besar atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya
5.      Kolusi. Salah satu alasan untuk memisahkan kewajiban pekerjaan adalah untuk menghindari adanya peluang yang dibutuhkan oleh pelaku untuk melakukan penipuan. Ketika orang-orang dalam posisi yang penting berkolusi, mereka menciptakan peluan untuk mengendalikan atau mendapatkan akses ke berbagai aktiva, yang tidak mungkin terjadi jika tidak berkolusi.







Skema Penipuan
Laporan Tipuan
Laporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika penipuan melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi skema penipuan ini, maka laporan tersebut harus memberikan manfaat secara langsung atau tidak langsung bagi pelakunya. Misalnya, jika perusahaan menyatakan kewajiban terlalu rendah untuk menyajikan gambaran keuangan yang lebih baik atas perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham.
Contoh paling nyata yang dapat kita lihat dari penipuan di atas adalah bangkrutnya perusahaan ‘Enron’. Hal itu terjadi karena ada beberapa masalah, diantaranya kurangnya independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut dan praktik akuntansi yang salah diterapkan. Enron banyak sekali menggunakan entitas bertujuan khusus untuk menyembunyikan kewajiban melalui akuntansi di luar neraca.
Karena hal itulah, maka pada tahun 2002 kongres merumuskan hukum dan presiden Bush mengesahkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley. Perubahn utama yang dibuat berkaitan dengan (1) pembuatan komite audit, (2) independensi auditor, (3) tata kelola perusahaan dan tanggung jawab perusahaan, (4) keharusan untuk pengungkapan, dan (5) penalti untuk penipuan dan berbagai pelanggaran lainnya.
Konsep Dan Prosedur Pengendalian Internal
Pembuatan dan pemeliharaan  sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak manajemen yang penting. Hal yang mendasar bagi pihak manajemen dalam menyediakan informasi adalah memberikan jaminan yang wajar bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik. Para akuntan adalah partisipan utama dalam memastikan kecukupun pengendalian.
Konsep pengendalian internal
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:
1.      Menjaga aktiva perusahaan.
2.      Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3.      Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.
4.      Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.



Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
  1. Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif .
  2. Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi.
  3. Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.
  4. Pengendalian Input, proses, dan output .
Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :
  1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
  2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
  3. Struktur organisasional
  4. Badan audit dewan komisaris
  5. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
  6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
  7. Pengaruh-pengaruh eksternal
Kode istilah etika sebagai standar yang cukup untuk mencegah kesalahan dan untuk mengembangkan:
  Jujur dan perilaku etis.
  Kendali, adil, akurat, tepat waktu, dan pengungkapan dalam sebuah laporan yang bisa dipahami dan komunikasi publik.
  Kepatuhan terhadap hukum pemerintah yang berlaku, regulasi dan peraturan.
  Minta pelaporan internal mengenai pelanggaran kode.
  Akuntabilitas untuk kepatuhan terhadap kode.


Komponen Pengendalian Internal
Pengendalian Internal dirancang dan implementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi. Lima komponen pengendalian internal :
1.      Lingkungan Kendali
2.      Penilaian Resiko
3.      Aktivitas Pengendalian
4.      Informasi dan Komunikasi
5.      Pengawasan

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Posting Komentar