Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan basis
bagi peramalan dan penjelasan perilaku dan teori akuntansi. Kita asumsikan,
sebagai salah satu pasal dari kepercayaan, bahwa teori akuntansi adalah suatu
hal yang mungkin. Teori didefinisikan sebagai “suatu rangkaian gagasan
(konsep), definisi, dan usulan yang saling berhubungan yang melambangkan suatu
pandangan sistematis atas fenomena melalui penentuan hubungan yang ada di
antara variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.”
Harus diakui sejak awal bahwa tidak ada teori akuntansi komprehensif yang berlaku pada saat
ini. Sebaliknya, teori-teori yang berbeda telah ada dan terus diusulkan dalam
literatur. Banyak dari teori-teori ini muncul dari penggunaan pendekatan yang berbeda
dalam penyusunan teori akuntansi atau dari usaha untuk mengembangkan teori
akuntansi di tingkat menengah, dan bukannya satu teori komprehensif tunggal.
Pendekatan dan metodologi apapun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, kerangka acuan yang dihasilkan
didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan
tehnik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai
berikut :
1) Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan.
2) Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep teoretis dari
akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat unit
akuntansi. Dalil dan konsep teoretis ini diturunkan dari pernyataan tujuan.
3) Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan
dalil-dalil maupun konsep teoretis.
4) Sekelompok tehnik akuntansi yang diturunkan dari
prinsip-prinsip akuntansi.
Gambar Struktur Suatu Teori Akuntansi
v Dalil Akuntansi ( accounting
postulate )
Adalah pernyataan atau aksioma yang
sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan
laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, dan hukum di
mana akuntansi harus beroperasi.
v Konsep Teoretis ( theoretical
concept )
Merupakan pernyataan atau aksioma
yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan
laporan keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang
beroperasi dalam suatu perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan
pribadi atas properti.
v Prinsip-Prinsip Akuntansi
( accounting principles )
Adalah aturan pengembalian keputusan
umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoretis akuntansi, yang
mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.
v Teknik Akuntansi ( accounting
technique)
adalah aturan-aturan khusus yang
diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-tramsaksi
dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
4.4 Metodologi Dalam Perumusan Teori Akuntansi
Teori
akuntansi merupakan penalaran
logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum
yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan
prosedur dan praktek baru.
Tujuan teori akuntansi adalah untuk
memberikan seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan, yang membentuk
kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang
sehat.
Dalam pengembangan
teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau
meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk
mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan
yang tepat atas kejadian di masa depan.
TINGKATAN TEORI
AKUNTANSI
Teori akuntansi dapat
dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:
1. Teori Sintaksis
2. Teori Interpretasional
3. Teori perilaku (pragmatis)
Ad.
1 Teori Sintaksis
Teori
ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.
Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan
meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau
bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.
Teori-teori yang berhubungan dengan
struktur akuntansi antara lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri
dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi
tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical
cost system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang
praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara
lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang
ada, yang tidak sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan
struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu,
atau untuk melihat apakah teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang
dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional
tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang relevan.
Ad.
2 Teori Interpretasional (semantis)
Teori ini berkonsentrasi pada
hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang
menunjukkannya.
Teori-teori
yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan
pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran
konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi.
Pada
umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai
arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba akuntansi
merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban
sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban. Teori
interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan
menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun,
konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian
yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki
interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan
mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus melihat
subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai
interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas
yang didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market
prices), dan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value)
semuanya merupakan subkonsep dari nilai berlaku (current value) dan
masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh
penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan
pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan
aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current
value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar
pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga
pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi
lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.
Pembuktian
teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah
pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat
informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
Ad.
3 Teori Perilaku (pragmatik)
Teori ini menekankan pada pengaruh
laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan
dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan
pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan
kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok
sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak
eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para
akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh
ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan
media pelaporannya.
4.5 Pendekatan Untuk Perumusan Teori Akuntansi
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
Metode
penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan dan
postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan
landasan bagi penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan
praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik secara
logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman
akuntansi atau praktek yang sekarang telah diterima. Struktur proses deduktif
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. perumusan
tujuan umum dan khusus laporan keuangan
2. pernyataan
mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik,
dan sosial dimana akuntansi harus berperan
3. seperangkat
kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4. suatu
struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan
dan diikhtisarkan
5. pengembangan
seperangkat definisi
6. perumusan
prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses
logik
7. penerapan
prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan
prosedural
8. Dalam
proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda
dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip
yang berbeda pula.
Teori
akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang berbeda,
tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam
laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum.
Kendala
merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan dan
postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa keterbatasan
lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa yang
akan datang dan perubahan di dalam lingkungan, misalnya fluktuasi dalam nilai
unit pengukur yaitu uang.
Simbol dan
struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide, dalam
akuntansi dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan
turunan. Dalam struktur ini, laporan-laporan keuangan saling berkaitan guna
menjaga konsistensi internal.
Kelemahan
metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka
kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari
kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk
memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.
PENDEKATAN INDUKTIF
Proses
induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran yang
terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan deduktif,
karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan
ditelaah.
Dalam
akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika
terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat
dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila
pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang berlaku.
Misalnya
pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis
dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang
akan diterima dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas
yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena adanya tenggang waktu dalam
proses penagihannya.
Keunggulan
pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang
ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang
dianggap relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus
ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan
utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide-ide
di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus
diamati.
Kesulitan
pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi
setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik
generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya hubungan antara total
pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan terus untuk beberapa
perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor historis merupakan
pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa datang
dalam seluruh kasus.
Teori induktif
maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha
menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan
serta dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan
data apa yang seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus
disajikan.
BEBERAPA PENDEKATAN PERILAKU ALTERNATIF
Salah satu
langkah pertama dalam pengembangan teori akuntansi adalah pernyataan yang jelas
mengenai tujuan perilaku (behavioral objectives) pemakai laporan. Berberapa
alternatif pendekatan perilaku adalah sebagai berikut:
Teori-teori penilaian investasi
Tujuan utama laporan akuntansi keuangan adalah
untuk menyajikan informasi kepada para pemegang saham dan para calon pembeli
saham guna membantu mereka mengambil keputusan utnuk membeli atau menjual atau
menahan saham biasa perusahaan. Teori ini mencakup:
Teori-teori
nilai intrinsic, untuk
menjelaskan harga surat berharga. Nilai intrinsik adalah nilai yang dianggap
investor sebagai nilai yang sesungguhnya dari surat berharga dan nilai yang
akan tercermin dalam harga pasarnya.
Hipotesis
pasar yang efisien, menyatakan bahwa pasar surat berharga adalah efisien. Tiga
bentuk pasar efisien yang dikenal secara umum adalah (1) bentuk lemah –
harga-harga surat berharga mencerminkan informasi yang tersirat dalam urutan
harga historis; (2) bentuk semikuat – harga-harga surat berharga mencerminkan
sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia bagi publik mengenai perusahaan; (3)
bentuk kuat – harga-harga surat berharga mencerminkan bahkan termasuk informasi
khusus.
Teori
Portofolio, menyatakan bahwa
para investor yang rasional akan lebih suka menyimpan surat berharga yang
memaksimisasi rate of return (tingkat laba) yang diharapkan untuk tingkat
risiko tertentu atau meminimisasi tingkat risiko untuk tingkat laba yang
diharapkan. Teori portofolio bersifat normatif karena menjelaskan bagaimana
investor seharusnya bertindak, teori ini penting karena menunjukkan perlunya
membedakan antara risiko sistematik (variabilitas yang dikaitkan dengan
pergerakan harga pasar umum) dan risiko nonsistematik (variabilitas tingkat
laba suatu surat berharga yang tidak dikorelasikan dengan tingkat laba untuk
pasar secara keseluruhan).
PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA
Tujuan telaah
ini adalah:
1. Untuk
meningkatkan kemampuan informasi keuangan untuk mencerminkan secara akurat
obyek atau kejadian yang sesungguhnya
2. Untuk
memahami bagaimana jumlah, jenis dan format informasi keuangan mempengaruhi
penilaian atau prediksi para pemakai
3. Untuk
memahami kemampuan pengambil keputusan untuk bereaksi secara tepat terhadap
persepsi lingkungan (ketepatan reaksi)
4. Untuk
memahami bagaimana para individu menangani kerumitan dalam pengambilan
keputusan
5. Indikator
prediktif
Ada empat cara
untuk mengaitkan data akuntansi dengan masukan model-model keputusan :
1. Prediksi
langsung, dibuat oleh akuntan dan pihak manajemen dalam bentuk prakiraan
(forecast) yang dapat diuji akuntan independen.
2. Prediksi
tak langsung, merupakan konsep yang paling umum diterapkan. Data masa lalu
dianggap memiliki kemampuan prediktif yang dapat digunakan untuk memperkirakan
obyek atau kejadian masa datang.
3. Penggunaan
indikator utama akan menekankan kemampuan akuntansi untuk meramalkan titik
balik.
4. Penggabungan
informasi dapat digunakan sebagai indikator prediktif, data akuntansi tertentu
tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi, tetapi mungkin akan menjadi
relevan bila digabung dengan informasi lainnya untuk menilai prospek perusahaan
di masa mendatang.
PENDEKATAN KEJADIAN (EVENTS APPROACH)
Tiga masalah
dalam pengembangan teori akuntansi adalah:
1. Haruskah
laporan keuangan ditujukan pada pemakai tertentu dan kebutuhannya atau pada berbagai
pemakai yang kebutuhannya bermacam-macam.
2. Seberapa
rinci jenis informasi akuntansi tertentu harus disajikan
3. Jenis
informasi apa yang harus dipilih untuk disajikan
Kelemahan pendekatan ini adalah:
q
Kriteria untuk memilih informasi
apa yang harus disajikan tidak jelas, sehingga tidak mengarah pada teori
akuntansi yang berkembang
q
Perluasan data mungkin
menyebabkan informasi yang berlebihan bagi pemakainya
q
Tidak terdapat bukti bahwa
pengukuran kejadian lebih dapat diverifikasi daripada pengukuran obyek, atau
penyajian ciri-ciri kejadian membutuhkan prediksi yang lebih baik daripada
penyajian kejadian dan obyek yang dipilih.
PENDEKATAN ETIS
1. Pendekatan
etis terhadap teori akuntansi menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan
kewajaran. Konsep dasarnya adalah:
2. Prosedur
akuntansi harus memberikan perlakuan yang adil (sama rata) bagi semua pihak
yang berkepentingan
3. Laporan
keuangan harus menyajikan laporan yang benar dan akurat tanpa kesalahan
penyajian
4. Data
akuntansi haruslah wajar, tidak menyesatkan, dan tidak memihak pada kepentingan
tertentu.
Penggunaan teori komunikasi
Penekanan pada
faktor-faktor sosiologis perusahaan
Teori
akuntansi sosial mensyaratkan suatu pernyataan tujuan, konsep sosial dan metode
pengukurannya, struktur pelaporan dan komunikasi informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Tujuan meliputi biaya dan manfaat internal bagi
perusahaan, serta biaya dan manfaat yang hanya mempengaruhi pihak luar, membuat
perbandingan sasaran perusahaan dan kegiatan yang berkaitan dengan prioritas
sosial, dan mempertanggungjawabkan sumbangan terhadap tujuan sosial kepada
masyarakat umum.
VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Dalam
pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi, teori akuntansi harus
dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada beberapa tingkat:
Premis
mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala
yang dapat diamati
Hubungan
beberapa pernyataan didalam teori harus dapat diuji dari segi konsistensi logis
Jika ada
premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti, maka
kesimpulan teori atau hipotesis yang sedang diuji harus tergantung pada verifikasi
nilai yang independen.
KONTROVERSI DALAM PENGEMBANGAN PRINSIP DAN PROSEDUR AKUNTANSI
Setiap
pendekatan teori akuntansi berperan membantu penerapan dan pengevaluasian
prinsip dan prosedur akuntansi. Pengembangan dan penerapan teori akuntansi
berusaha menempatkan semua pendekatan teori dalam prespektif yang tepat dengan
penekanan khusus pada proses deduktif yang disertai pembahasan verifikasi
empiris dimana temuan penelitian dianggap relevan.
LINGKUNGAN AKUNTANSI
Lingkungan
akuntansi berpengaruh langsung terhadap tujuan akuntansi dan penjabaran prinsip
dan aturan secara logis. Tidak semua aspek masyarakat relevan bagi akuntansi,
beberapa tidak relevan, beberapa lainnya relevan secara tidak langsung. Aspek
masyarakat yang relevan secara langsung adalah aspek ekonomi, sosial, dan
politik.
Kesatuan akuntansi (accounting entity)
Definisi
kesatuan akuntansi adalah menentukan unit ekonomi yang mengendalikan
sumber-sumber daya, bertanggungjawab untuk membuat dan melaksanakan kegiatan
ekonomi. Kesatuan akuntansi dapat berupa perusahaan perseorangan, firma, atau
perseroan terbatas atau perusahaan konsolidasi yang melaksanakan kegiatan
ekonomi untuk mencari laba atau bukan untuk mencari laba. Pemilihan kesatuan
yang tepat dan penentuan batasannya tergantung pada tujuan laporan dan
kepentingan para pemakai informasi yang dilaporkan.
Kesinambungan (continuity)
Unit kesatuan
ekonomi akan beroperasi selama periode waktu yang tak terbatas untuk
melaksanakan komitmen yang ada, dan tidak bermaksud untuk melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Jika likuidasi terpaksa dilakukan
maka prosedur akuntansi yang biasa tidak dapat diterapkan lagi, harus disusun
dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
TUJUAN AKUNTANSI
Tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai transaksi dan posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun, tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen
berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, misalnya
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka pada perusahaan tersebut.
Relevansi
Informasi harus
relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan
masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
KENDALA PEMAKAI
Kendala utama
timbul karena para akuntan kurang mampu mengendalikan kemampuan para pemakai
untuk mengelola data yang sangat banyak atau untuk menginterpretasikan data
yang terikhtisar dalam membuat ramalan, tanpa memperhatikan perbaikan laporan
keuangan dan penyajian semua informasi yang perlu untuk membuat keputusan atas
ramalan tersebut.
Materialitas
Relevansi
informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dianggap
material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil
atsa dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos dan
kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.
Konsistensi
Konsistensi
penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu periode
ke periode berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama
untuk perkiraan yang bersangkutan dalam laporan perusahaan dalam suatu periode,
dan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Jika digunakan
prosedur pengukuran yang berbeda maka sulit untuk memproyeksikan tren atau menjelaskan
pengaruhnya terhadap perusahaan dari periode ke periode yang dipengaruhi faktor
eksternal.
Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi
harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan kreditor pada
saat membuat ramalan dan keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan
pengikhtisaran informasi akuntansi dan publikasinya harus secepat mungkin guna
menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu bagi para pemakai.
PENGUKURAN DI DALAM AKUNTANSI
Pengukuran
melibatkan proses penggolongan, pengidentifikasian, serta pengungkapan
informasi yang tidak bersifat kuantitatif. Pengukuran dalam akuntansi diarahkan
ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan.
Keterbatasan data yang tersedia dan ciri-ciri lingkungan membatasi keakuratan
dan keterandalan pengukuran. Kendala-kendala pengukuran tersebut antara lain:
Ketidakpastian (Uncertainty)
Ketidakpastian
dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama:
1. Informasi
akuntansi diharapkan tetap beroperasi dimasa mendatang, karena alokasi
dilakukan antara periode masa lalu dan masa datang, maka asumsi harus dibuat
berdasarkan harapan mengenai masa datang.
2. Pengukuran
akuntansi sering diasumsikan mengungkapkan kekayaan dalam nilai uang yang
membutuhkan estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti.
Obyektivitas dan veriabilitas
Obyektivitas
mengandung pengertian yang berbeda, diantaranya ialah:
1. Pengukuran
yang bersifat impersonal atau berada di luar pikiran orang yang melakukan
pengukuran
2. Pengukuran
didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa
3. Pengukuran
didasarkan pada kesepakatan para pihak yang kompeten
4. Lebar-sempitnya
dispersi statistis dari pengukuran bila dilakukan oleh pengukur yang berbeda.
5. Bebas
dari bias
6. Bebas
dari bias atau netral dan wajar merupakan kemampuan prosedur pengukuran untuk
memberikan deskripsi yang akurat atas atribut yang sedang diteliti.
Keterbatasan unit moneter
Unit moneter
mempunyai keterbatasan sebagai metode pengkomunikasian informasi. Batasan atau
kendala yang paling serius disebabkan oleh nilai unit moneter yang tidak stabil
dengan berjalannya waktu.
Konservatif
Istilah
konservatisme digunakan untuk mengartikan bahwa akuntan harus melaporkan nilai
yang terendah dari beberapa nilai yang mungkin untuk aktiva dan pendapatan
serta nilai yang tertinggi untuk kewajiban dan beban. Beban harus diakui sedini
mungkin dan pendapatan diakui selambat mungkin. Jadi pesimisme dianggap perlu
dan lebih baik untuk mengimbangi optimisme yang berlebihan dari manajer dan
pemilik.
Argumen
kedua, laba dan penilaian
yang dinyatakan terlalu tinggi lebih berbahaya bagi perusahaan dan pemiliknya
daripada penyajian yang terlalu rendah. Artinya konsekuensi kerugian lebih
serius daripada keonsekuensi keuntungan.
Argumen
ketiga, asumsi bahwa
akuntan lebih mampu memperoleh informasi yang lebih banyak daripada yang dapat
dikomunikasikan kepada para investor dan kreditor. Akuntan dihadapkan pada dua
risiko yaitu di satu pihak risiko bahwa apa yang dilaporkan ternyata tidak
benar, di pihak lain terdapat risiko apa yang dilaporkan ternyata benar.
*Dari Berbagai Sumber
0 komentar:
Posting Komentar