Minggu, 21 Juli 2013

Tahun Baru Islam, Momentum Merekonstruksi Pikiran

16 November 2011


Sebuah keniscayaan hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tiba saatnya pergantian tahun. Berbagai tantangan dan peluang keberhasilan menanti di depan sana. Dengan merujuk pada hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat tahun ini masuh 1434 Hijriah. Dalam hal ini, ada yang harus terbarukan, ada yang harus tergantikan, ada yang harus tercerahkan, harus ada yang berubah, dan itu diawali dengan rekonstruksi pikiran.

 

Mengingat peran pemuda adalah peran utama dalam panggung peradaban, maka untuk mengambil peran tersebut pemuda harus benar-benar siap apapun kondisinya. Peradaban tidak butuh pemuda-pemuda yang tidak dewasa cara berpikirnya, mudah tersulut emosinya karena akuisisi ideologi. Peradaban tidak butuh pemuda yang terlalu cepat mengambil keputusan ceroboh, bahkan menjadikan kekerasan sebagai jalan terbaik penyelesaian masalah. Sekali lagi mulianya peradaban bergantung pada mulianya akhlaq dan kepribadian para penggeraknya, yaitu pemuda. Kita tinggalkan pengertian pemuda menurut undang-undang Kemenpora RI, mari kita sepakati bersama pemuda adalah orang-orang yang masih memiliki semangat untuk berkarya di tiap jejak kehidupannya dan tidak terbatas oleh rapuhnya usia. Pemuda harus kemudian mempunyai bekal untuk melakukan amanah besar nan agung tersebut, yaitu perubahan. Momentum tahun baru Islam merupakan mom entum paling tepat untuk mengawali perubahan tersebut dimulai dengan merekonstruksi pikiran.

 

Tangan lelaki yang dulu pernah menampar pipi adiknya, itu sama dengan tangan yang memerintah umat Islam dari Irak hingga Libya dengan keadilan yang berperisai ketegasan. Ia sudah menjadi tokoh berkelas, businessman, duta Quraisy, petarung andalan, dan maskot pemuda kebanggaan mereka. Tapi semua potensi terdalamnya terkungkung lingkungan, tidak meledak melebihi pembesar-pembesar Quraisy yang ada. Perubahan masih begitu sulit ia lakukan ketika dalam posisi ini. Ia menjadi lapis kedua disbanding manusia-manusia sejenis Amr bin Hisyam atau Abu Sufyan.

 

Islamnya Umar adalah awal dari sejarah kepahlawanan Islam yang melegenda. Pikirannya direkonstruksi, gagasan Qur’an yang merekonstruksinya. Islam dating, yang pertama kali direkonstruksi adalah pikiran. Sehingga langkah revolusioner itu bermula dari “Iqra!”. Membaca dunia untuk memahami penciptanya. Memahami zamannya untuk menemukan solusinya. Membuka cakrawala untuk membangun ulang peradaban. Menggantikan tumpukan ide mati di zaman jahiliyyah untuk menanam ulang ide-ide perbaikan. Itulah yang dijelaskan oleh Al-Ustadz Muhammad Elvandi, Lc.

 

Ketika melihat fenomena yang terjadi sekarang, ada kejadian unik yaitu pengulangan fenomena yang sebelumnya pernah terjadi di zaman jahiliyyah. Bentrok begitu mudah tersulut tanpa pandang bulu. Konflik disana sini menggemparkan dan menggoyah meruntuhkan batu-batu pondasi kebaikan yang sedikit lagi akan memuliakan bangunan peradaban. Perubahan adalah sebuah keniscayaan, dan harus segera dimulai dan penulis harus mengulanginya sekali lagi yaitu dengan merkonstruksi pikiran.

 

Perubahan umat dimulai dari perubahan pikiran satu persatu manusianya. Bayangkan, dari kesendirian Muhammad muda di antara masyarakat penggembala dan pedagang menuju kejayaan di masa Khulafaurrasyidin yang mengambil alih kepemimpinan Roma dan Persia. Revolusi itu hanya membutuhkan waktu sepertiga abad. Ia adalah angka yang sangat kecil bagi usia sejarah.

 

Tapi sebenarnya kaidah rekonstruksi pikiran itu bukan kisah khusus umat Islam. Ia berlaku bagi siapapun. Ketika akal bangsa Eropa dikekang oleh kitab sucinya, terbentanglah malam panjang zaman kegelapan, the dark ages. Mereka tidak boleh membaca, mengkaji, berbicara, bahkan tidak boleh berpikir jika bertentangan dengan kitab suci. Kata Ustadz Muhammad Elvandi, Lc, jika syarat peradaban itu membutuhkan pemuda-pemuda produktif. Maka ide tentang pemuda produktif itu bermula dari pikirannya. Pikiran yang di isi oleh gagasan progresif. Gagasan yang menggantikan ide-ide mati dan mematikan.

 

Jika awal perhitungan tahun baru Islam ditandai dengan hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. Kitapun harus merekonstruksi pikiran kita, menghijrahkan pikiran kita. Hijrah dari kebodohan menuju kecerdasan., hijrah dari biadab menuju beradab, hijrah dari terburu-buru menuju langkah strategis penuh perhitungan, hijrah dari kemalasan menuju aksi nyata, hijrah dari iman yang sempurna menuju iman yang paripurna. Wallahu’alam.

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Posting Komentar