4 Agustus 2013
Pagi hari Sabtu (27/7/2013), rumah sakit Maidan Rab'ah al 'Adawiyah mengumumkan bahwa RS kehabisan stok obat-obatan, darah dan tenaga medis, karena saking banyaknya korban penembakan subuh itu. Pengumuman disampaikan melalui FB, twitter, televisi (aljazeera mubasyir) dan dari mulut ke mulut.
Hanya berlangsung dua jam setelah pengumuman RS kebanjiran obat-obatan, sumbangan darah, peralatan medis, dan tenaga medis. Ada 65 ranjang berdatangan entah dari mana, dan ada 400 orang dokter dari segala spesialis menyumbangkan tenaga dan kemampuannya dengan gratis.
Tidak lama berlangsung RS justru kekurangan lemari es untuk penyimpan darah. Pengumuman pun kembali disebarkan bahwa RS butuh 2 buah kulkas. Tidak sampai satu jam 6 kulkas diantarkan oleh masyarakat. Bukan kulkas bekas, tapi baru keluar dari toko. Sampai malam kulkas masih berdatangan sampai berjejer di samping panggung.
Di antara yang mengantarkan obat-obat itu adalah seorang penulis terkenal Ihab Mu'awwad. Sesampainya di RS ia menemui direktur RS dan menyampaikan kalau ia datang membawa satu truk obat-obatan yang telah ia kumpulkan dengan uang halal dari sumbangan keluarganya sendiri. Namun jawaban direktur RS sangat mengecewakan:
"Maaf, datang terlambat, pihak RS tidak membutuhkan obat-obatan lagi, karena obat yang sudah terkumpul sudah cukup untuk seumur hidup. Nanti kalau kami butuh sesuatu kami akan menghubungi anda".
Dengan memelas ia berkata: Tolonglah terima sumbangan saya ini. Dokter berkata sambil bercanda dan senyum: Kami sekarang tidak butuh obat lagi, tapi butuh orang sakit.
Hikmah Allah selalu ada dalam kondisi apapun. Saat ini Allah ingin memperlihatkan bagaimana watak asli orang Mesir yang sangat peduli kepada orang lain dan suka berkorban demi orang lain. Rab'ah al 'Adawiyah jadi pusat percontohan peradaban Islam sesungguhnya yang dibina di atas akhlak yang sangat luhur. Allah ingin menampilkan rakyat yang siap untuk mengembalikan Palestina dan mesjid al Aqsha ke pangkuan Islam.
*dari fb Muhammad Hilal
0 komentar:
Posting Komentar