dakwatuna.com – Kairo. Untuk bisa menghentikan aksi penentang
kudeta dengan cara represif, militer selalu mengatakan bahwa para
demonstran, terutama Ikhwan, adalah kelompok teroris bersenjata.
Bukti-bukti fabrikasi tentang senjata Ikhwan sudah menyebar di berbagai
media.
Namun tuduhan seperti ini sangat jauh dari penerimaan
masyarakat Mesir. Misalnya, Dr. Salim Awwa, seorang pakar hukum tata
negara, mengatakan tuduhan itu sungguh sangat jauh dari kebenaran. Sangat layak untuk dibantah.
Menurut Awwa, dirinya bukanlah seorang
Ikhwan. Bahkan menjadi pesaingnya dalam pilpres yang lalu. Tapi aku
membantah, Ikhwan tidak mungkin beraksi anarkis, membakar gereja,
menyiksa rakyat Mesir, atau menyimpan senjata. Semua itu adalah tuduhan
yang menyesatkan.
Banyak aktifis media menafikan tuduhan tersebut.
Misalnya sebuah alasan tidak bisanya membayangkan jika Ikhwan
bersenjata. Kader Ikhwanul Muslimin sangat banyak. Perkiraan terkecil,
jumlah kader inti mereka 700 ribu hingga satu juta orang. Belum lagi
dengan kader pendukung, simpatisan, dan keluarga mereka. Bisa sangat
besar.
Bayangkan jika jumlah tersebut membawa senjata, apa yang
tergambar? Militer Mesir yang terlihat sangat besar saja hanya berjumlah
479 ribu personil saja. Jadi bisa dikatakan, jumlah pasukan militer
hanya separoh jumlah “pasukan Ikhwan”. Bisa dibayangkan, begitu
mengerikannya?
Lalu, apakah organisasi sebesar Ikhwan, kalau mempersenjatai dirinya hanya akan menggunakan senjata ringan? Ecek-ecek?
Tentulah tidak. Mereka mempunyai sumber daya finansial yang besar. Tapi
sekarang apa yang mereka alami? Pimpinan ditangkapi, kader dibunuhi,
rumah-rumah mereka disatroni dan dibakari, harta mereka disita, dan
berbagai penindasan yang lain. Di manakah senjata itu, kalau ada?
Ikhwan
tidak bersenjata bukan karena tidak mampu, tapi karena mereka memegang
prinsip damai dalam memperjuangkan hak-haknya. (msa/dkw)
0 komentar:
Posting Komentar